Minggu, 29 Desember 2013 0 komentar

Berkaca padanya, Sang Pengabdi tanpa Mata



Pengalaman adalah guru kehidupan yang paling berharga. Guru yang mengajarkan segala hikmah yang tersingkap dibalik tabir kisah nyata yang kita jalani sehari hari. Ntah itu cerita tentang kebaikan, atau mungkin cerita keburukan. Bisa terdapat dikisah suka, maupun dikisah duka. Semuanya selalu mengandung berbagai pelajaran yang tersirat ataupun yang terlihat langsung. Membekas kuat di ingatan karena memang ini dialami diri kita sendiri. Mengikat kuat di pikiran karena memang kita sendirilah yang terjun langsung melewatinya. Dan setiap kita tentunya telah melalui banyak kisah yang telah menjadi pengalaman hidup. Setiap kitapun berbeda beda cara dalam melewatinya. Tentunya kisah yang berbeda beda ini melahirkan pengalaman yang berbeda pula.
Minggu, 22 Desember 2013 0 komentar

Akulah Sang Provokator !


    Langkah demi langkah terus dia tapaki menyusuri setiap tempat yang ramai dikunjungi. Fokus utamanya ialah mencari sosok yang bisa dia ajaki. Lisannya lancar meluncurkan kata kata lembut guna menarik hati pendengar agar mampu menerima perkataannya dengan baik. Senyum tampak mengembang lebar diwajahnya. Matanya pancarkan tatapan kesejukan yang mampu hipnotis orang dihadapannya hingga mereka pun merasakan keteduhan. Hati mereka saling bertemu. Ruh mereka berbenturan dan saling berbicara. Sang Pendengar pun berhasil ditaklukkan hatinya. Dan bersama dengannya, pendengar bergerak mengikuti sosok yang mengajaknya itu. Tak ada keterpaksaan. Ini murni ajakan lisan. Perkataan Lisan yang lembut seperti yang Rasulullah contohkan.

     Mereka sudah hampir sampai. Sang pengajak sudah hampir tiba ditempat tujuan. Dibelakangnya tampak jelas orang mengikutinya . Tampak raut senang diwajah mereka karena memang ajakannya tak bersifat paksaan.  Ini murni ajakan ruhani yang berhasil menggetarkan dan menggugah orang yang mendengarkan. Hingga akhirnya mereka sampai kesini. Ke Majelis Ilmu. Yang lain tampak sudah menunggu mereka. Senyum demi senyum menyambut kedatangan mereka yang mengikuti sosok pengajak. Ukhuwah terasa begitu kental. Ruh mereka terasa saling berdekapan. Suasana yang tercipta pun penuh ketenangan. Menentramkan. Hingga tak salah jika nanti mereka yang mendengarkan datang kesini lagi Tanpa perlu adanya ajakan. Karena bukan cuman jasad mereka yang cinta majelis ini, tapi ruh mereka pun menyukainya. Bahkan sangat menyukainya.
Senin, 09 Desember 2013 6 komentar

Menulislah, tulisanmu tak akan mati !



9 Desember 2013. Berawal dari sini, lagi lagi tergerak untuk lakukan penghimbauan. Tak perlu capek bersuara lantang. Hanya cukup konsenkan pikiran, dan arahkan pandangan kekertas kosong. Biarkan kata demi kata mengalir deras di iringi dengan gerakan jari jari lentikmu. Jangan biarkan tarian tanganmu berhenti untuk bergerak indah, Teruskanlah dan biarkan ia (pensilmu) smakin berkreasi . Hingga terhimpun paragraph paragraph pikiran hasil dari ide yang berhasil dituangkan.

 
Blogger’sShout-Out. Nama ini yang akhir akhir ini berhasil mengusik semangatku. Bukan menurunkan dan melunturkannya, malah semakin menaikkan adrenalin menulisku. Sebuah komunitas yang menghimpun blogger blogger kreatif untuk berkreasi dan mengukir karya dalam bentuk tulisan. Berbeda kota, usia serta genre tulisan tak jadi penghalang untuk setiap individu menyatu. Kecintaan pada menulislah yang merubah segala perbedaan menjadi sebuah kesatuan.

Penemuan tentang BSO pertama kali dikabarkan oleh orang yang telah terjun lebih dulu didalamnya. Seorang teman yang lahir lebih dulu dan berusia sedikit lebih tua, *Derry Oktriana . Tak ingat kapan itu tanggal pastinya, yang jelas awal pengenalan tentang BSO olehnya membuat diri tertarik untuk ikut bergabung didalamnya. Masih awamnya kemampuan menulis dan mengeksplor ide pun menjadi salah satu alasan yang membentuk “keinginan” untuk bergabung. Yang saya yakini, Banyaknya blogger blogger kreatif didalamnya pastinya akan banyak memberikan inspirasi diri hingga lama kelamaan statistic kemampuan menulis diri akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

“Campaign bulanan BSO”. Penjelasan ini yang paling jelas teringat dalam pikirku. Kegiatan menulis bulanan yang dilakukan oleh semua member BSO dengan mengusung satu tema besar saja. Kegiatan yang tampak simple dan mudah. Namun menurutku, disinilah letak keunggulan grup ini, yakni berhasil mengorbitkan banyak tulisan dalam setiap bulannya.  Bukan hanya itu saja, dengan menyamakan tema juga banyak berdampak pada peningkatan kemampuan mengeksplor ide . Beragamnya ide yang terkumpul dengan tema yang sama membuat grup ini banyak memproduksi variasi variasi dalam gaya penulisan dan penjabaran tema. 1 tema tapi berbeda pengeksploran ide dan pemikiran. Menarik bukan ? J Setelah tau ini, Bagaimana mungkin tak terbersit niat untuk bergabung sementaranya ianya terlalu menarik untuk di ikuti? 
Senin, 02 Desember 2013 0 komentar

PKN 2013, Pentingkah ?


2 Desember 2013. Tak terasa diri kita semua telah hampir tiba dipenghujung masehi. Perjalanan panjang yang telah dilalui pun terasa begitu singkat sekali terlewati. Waktu waktupun sudah banyak kita habisi dengan rentetan rentetan perilaku yang kita goreskan dalam melukis hari. Dari januari hingga kini, ntah apa yang telah kita beri. Mewarnai lingkungan dengan baiknya pribadi atau malah kalah terwarnai oleh lingkungan buruk dan akhirnya diri terjerumus dalam lembah kebathilan ? Beruntunglah kita jika mampu memenangkan hari dalam situasi lingkungan yang penuh dengan keburukan. Tetap berperangai malaikat walau setan terus berusaha mengajak dan menghasut kepada kejahatan.  
Senin, 11 November 2013 0 komentar

dia pahlawanku! pahlawan kita!

10 November 2013. Dalam rutinitas yang sesak padat ,pikir tergerak untuk sempatkan bergelut dihadapan sang pacar tercinta (laptop) .Waktu yang mepet tak jadi penghalang untuk tetap kebut luncurkan bait kata penyemangat. Kata demi kata pun rasanya ingin cepat cepat dituliskan agar jiwa yang lemah langsung menjadi kuat. Lelah dan letih langsung habis disikat. Malas yang tadinya saling berhimpit himpit kini berganti menjadi rajin yang berdempet dempet. Semuanya menyatu padu hingga yang didapat adalah percikan api semangat. Yang kobarannya melejit hebat tatkala minyak habis ditumpahkan. Hingga lahirlah semangat yang begitu lebat. #Kuat.
Senin, 28 Oktober 2013 6 komentar

#PemudaDulu Vs #PemudaKini


28 Oktober 2013. Hari ini kita dihadapkan dengan momentum sejarah akan bait perjuangan yang telah ditorehkan pemuda masa lalu. Yang berani melawan kekejaman para penjajah demi satu tujuan bersama. Pemuda yang berhasil mendobrak seluruh rakyat untuk tak diam terima penindasan dan melantangkan keras perkataan perjuangan. Menebarkan api semangat ke seluruh pelosok negeri hingga tergerak untuk mengusir para penjajah. Hingga Negara tercintapun menemukan kedamaian karena lenyapnya penindasan oleh bangsa penjarah. Tujuan mereka hanya 1, Kemerdekaan kita, Bangsa Indonesia.

Perbedaan karakter tak lantas membuat mereka sulit untuk berbaur. Tak bersatu suku juga tak lantas menjadikan mereka tak mampu menyatu. Justru segala pembeda telah berhasil mereka gabungkan hingga timbul percikan semangat kebangkitan yang luar biasa menggetarkan. Hingga akhirnya tujuan bersama mampu mereka songsong , kemerdekaan kita, Bangsa Indonesia.
 
Hal ini membuat diri terusik  untuk menuangkan goresan tinta tentang bait pemuda pejuang. Yang berbicara lantang dan bergerak gesit hadapi segala problem kehidupan. Kuat lalui cobaan dan tangguh menerebos duri melintang yang selalu menghadang. Pantang keluar keluh kesah lantaran jiwanya terus diasah hingga mampu membedah setiap masalah habis tak bersisa sedikitpun alias bersih. Gentar tak pernah dirasakan walaupun masalah terus menumpuk dan semakin berjibun. Sedikit perkataan namun banyak aksi nyata yang ditunjukkan. Ini dia , #PemudaDulu.

Yap. #PemudaDulu ! Pemuda yang tentunya tlah hidup lebih awal namun berhasil menorehkan namanya dalam catatan sejarah. Sejarah kebaikan pastinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak secanggih saat ini, tak menjadikannya lemah untuk hadapi segala ujian. Justru kekurangannya trus ia tambal sehingga mampu melejitkan dirinya ke pemuda barisan terdepan. Sampai akhirnya mereka mampu tiba ke puncak tertinggi saat itu.
Ali bin Abi Thalib, Saad bin Abi  Waqqash, Zaid Bin Tsabit adalah sebagian kecil pemuda yang berhasil menorehkan kenangan manis dimasa mudanya. Bahkan sampai akhir hayatnya mereka tetap berada pada posisi terbaik bahkan lebih baik dari itu. Namanya dikenang oleh semua orang dipenjuru dunia sebagai pemuda penggebrak peradaban islam. Tidak hanya mereka saja pemuda yang luar biasa. Masih banyak pemuda diluaran sana yang juga seperti mereka. Namun, saya hanya bisa terharu dan iri mendengar aksi dua pemuda heroic yang luar biasa super. Muadz bin Amr bin Jamuh dan Mu’awwidz bin afra. Pemuda yang berhasil menghabisi musuh Islam saat waktunya masih muda. Umur 14 dan 13 tahun waktu mereka torehkan tinta ini. Kecintaan mereka kepada Rasul, menjadikan kekuatan mereka melejit berkali kali lipat saat mereka dengar sang Rasul dihina dan dicaci oleh para Musuh Islam. Padahal mereka saat itu tinggal jauh dari tempat dimana Rasul dicaci. Namun, telinganya berasa panas mendengarkan ini sehingga timbul dorongan kuat untuk membuktikan kecintaannya kepada Rasul saat itu. Walaupun diujung peperangan, musuh berhasil mereka libas. Tapi salah satu dari mereka kehilangan tangannya. Namun apa yang terjadi ? tak ada keluh kesah yang keluar . Yang ada malah rasa senang yang membuncah lantaran berhasil membuktikan cintanya. Ini kekuatan cinta. Kekuatan Visi.
 
Hal diatas Berbeda sekali dengan #PemudaKini. Pemuda yang dikelilingi banyak macam perkembangan ilmu dan teknologi namun tak mampu mengembangkan diri sendiri. Hanya cenderung diposisi aman dan enggan untuk bergerak. Urusan pribadi selalu berada diposisi teratas hingga kepentingan yang lainpun tak dipikirkan. Cuman Ber-orientasi pada keuntungan pribadi semata hingga tak perduli dengan nasib baik atau buruk orang lain. Akan bergerak jika menguntungkannya , dan diam jika hanya membuatnya rugi ? Ironi bukan ?

PemudaKini seperti kehilangan Visi. Hingga tak punya taring untuk menggapai keinginan. Yang dipikirkan hanya kepuasan pribadi. Kepentingan orang banyak tak diperdulikan hingga namanya hanya dikenal oleh dirinya sendiri. Bermimpi seolah berada dipuncak padahal hanya berada di posisi standar.  

Sabtu, 19 Oktober 2013 0 komentar

Cinta Beda Versi



Oktober 2013. Kali ini tergelitik diri untuk mendefinisikan rasa yang dipunyai setiap insan. Tentang rasa yang tak pernah pandang bulu. Tak perduli tua dan muda, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, semua pasti mempunyainya. Pasti ! Rasa yang kadang berhasil menjadikan penikmatnya melayang lantaran suka ,tapi juga bahkan dapat menyengsarakan penikmatnya terpuruk jauh kedasar dikarenakan duka. Rasa yang tak berwujud pasti, tak terlihat mata dan tak mampu disentuh indera, seperti semu . Namun nyatanya ia tak semu. Ianya ada tertanam di hati setiap kita, Manusia.  
Rasa ini adalah #Cinta. Rasa yang selalu berhasil menjerat para penikmatnya. Ya,menjerat kita. Para Penikmat Cinta.  

Cinta bak misteri yang tak dapat ditebak kedatangannya. Hadirnya pun tak dapat diprediksi sedikitpun.  Yang jelas, cinta selalu berhasil mengubah para penikmatnya. Kerasnya kepala seketika mampu luluh lantak diterjang cinta. Hancurnya sikap seketika dapat berubah melunak lantaran panasnya api cinta. Bahkan, adakalanya kobarannya tak mampu dipadamkan hingga akhirnya membutakan mata. Benar dapat berubah menjadi salah dan Salah dapat berubah menjadi benar. Bukankah ini membahayakan apabila tak mampu dimanagament dengan baik ?

Kali ini, diri tak berkeinginan untuk mengungkap panjang lebar mengenai cinta. Alasannya Simple. Karena pribadi bukanlah Pakar Cinta . Bukan orang yang memahami tiap seluk beluk cinta. Bukan juga orang yang mampu menjabarkan cinta secara luas. Bukan itu. Tapi kita semua sama. Para Penikmat Cinta. Namun, diri terdorong untuk mengajak kita semua untuk mendefinisikan cinta dalam arti yang berbeda. Mendefinisikan seperti yang telah didefinisikan segelentir orang. Sedikit namun benar. Insya Allah .

Cinta itu abstrak. Sulit untuk didefinisikan secara teoritis. Karena boleh jadi setiap kita punya makna tersendiri tentang cinta. Jika cinta mampu membawa kebahagian, maka sudah pasti sang penikmat cinta akan mendefinisikan bahwa cinta itu membahagiakan. Namun, jika cinta malah menyakitkan, maka definisi yang akan timbul dipermukaan adalah cinta itu menyakitkan. Nah, itulah cinta. Tak pernah memiliki definisi yang baku. Definisinya selalu berubah ubah tergantung rasa yang ditimbulkannya disetiap kita. Maka apapun yang anda katakan tentang definisi cinta, ianya adalah benar. Kenapa begitu ? Karena itulah Cinta Versi Anda.

Namun , sebagian rentetan definisi diatas bukanlah titik tekan dalam tulisan ini. Ianya hanya berupa pengantar yang akan membawa kita semua sampai ke fokus pembicaraan kali ini. Bersiaplah. Kita Mulai !
Kita semua telah ketahui bersama, bahwa cinta tak pernah punya standar untuk mampu dirasakan diri. Tak punya persyaratan khusus agar ianya keluar dari dalam hati kita. Karena tak ada batasan dalam hal ini. Termasuk batasan umur . Semuanya. Pasti punya cinta. Pasti ! 

Banyak dari kita yang beranggapan bahwa cinta itu bersama. Hingga akhirnya kitapun mendefinisikan kalau cinta itu harus bersama. Hingga tak jarang kita temukan banyak orang yang bersama untuk merealisasikan cintanya. Menikah salah satu contohnya. Bentuk perealisasian cinta yang nyata. Tak banyak umbar kata dan janji manis, tapi langsung hampiri wali sampaikan pinangan untuk memulai perjalanan cinta suci.  Wah, Romantis bukan ? Namun bukan itu fokusnya, karena ini adalah definisi cinta yang sebenarnya. Yap, Definisi cinta yang sebenarnya.


Contoh lain dari bentuk perealisasian cinta ini ialah Pacaran. Realisasi cinta semu yang tak pernah tau kapan kunjung diakhiri padahal sudah tau pasti ianya adalah jalan yang tak diridhoi. Tapi, apalah daya diri yang telah berhasil dijerat cinta . Rasa mencintai pun akhirnya merajai dan mengalahkan nurani yang ingin kembali pada jalur yang sebenarnya. Hingga akhirnya yang ada hanya definisi cinta semu. Mendefinisikan bahwa cinta adalah “kebersamaan”. Definisi semu.

Inilah inti dari pembicaraan kali ini. Mengajak kita semua yang telah terkepung cinta untuk keluar dari jalur ‘pacaran’. Karena emang jalur ini tak pernah dilalui oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad saw. Jangan sampai rasa ini membutakan hingga melupakan kita untuk terus meneladaninya dengan mencontohnya dalam berperilaku dan berkehidupan sosial.

Cinta itu membutakan. Namun jangan sampai ia berhasil membutakan dan mengelabui kita. Untuk itulah kami angkat tema ini. Mendefinisikan cinta dalam arti yang berbeda. Cinta yang mampu dijalankan oleh segelintir orang. Yaitu mendefinisikan cinta dengan kata “putus’.

#Putus. Yap, terasa berat sepertinya untuk dilontarkan oleh sejoli yang sudah saling mencintai. Kenapa bisa berat ?

Jawabannya mudah. Sangat sangat mudah. Kata “Putus” terasa berat untuk diucapkan lantaran hanya mendefinisikan cinta sebatas kata “Kebersamaan”. Hingga jika kita mengaku mencintai, jalan satu satunya ialah merealisasikan cinta dengan terus bersama. Yap. Ini definisi yang benar dalam konteks menikah. Hanya saja akan menjadi arti yang salah jika kita (saat ini) mengartikan cinta hanya sebatas kata kebersamaan.

“Putus” . Kata inilah yang seharusnya kita realisasikan sebagai bukti cinta. 
Ingat, bahwa cinta dihati kita ialah rasa yang telah dititipkan oleh Rabb yang Maha Cinta. Jika cinta adalah pemberian-Nya, maka tak salah jika kita punya rasa mencintai. Karena cinta langsung diberikan oleh sang Maha Cinta yang tak mungkin pernah salah. Justru kitalah yang salah dalam merealisasikan bentuk cinta kita. Hingga kita terjerumus dalam definisi cinta yang sempit (untuk saat ini) dengan kata bersama.
Sabtu, 05 Oktober 2013 0 komentar

#Mentoring, Sudahkah kita ?





September 2013. Hari ini ingin kembali membagi tegukan air kehidupan yang begitu menyejukkan setiap orang. Menyebar tetes demi tetes embun kenikmatan yang telah lama membasahi setiap jengkal demi jengkal jiwa ini. Membasahi setiap waktu untuk terus basah oleh aliran aliran kebaikan. Membilaskan jiwa yang telah ternodai oleh titik titik hitam . Membersihkannya perlahan dan perlahan hingga noktah yang telah tercipta hilang dibawa bersama derasnya ilmu yang kita dapatkan. Mempermanenkannya dalam kalbu dengan bergerak segera realisasikan. 

Mungkin sebagian dari kita telah merasakan taman taman surga ini. Telah menikmati tiap tiap waktu dan menghabiskannya untuk sama sama berdiskusi membicarakan hal hal yang bisa hantarkan kita ke penghidupan yang baik nanti. Bertukar pikiran untuk beramai memecah segala masalah yang hadir membantai. Ukhuwah terasa begitu kental mengelilingi. Mengikat setiap hati untuk terus mencintai saudaranya seperti cinta pada diri sendiri. Menjadikannya terasa indah karena ini tak terbalut karena pertalian nasab/ keturunan. Tapi terbentuk atas dasar keimanan. Tali persaudaraan Islam. Ukhuwah Islamiyah.
 
Namun sayangnya, masih banyak yang tak tergabung dalam perkumpulan indah ini. Masih besar jumlah yang tak tertarik untuk bersama meraih ketenangan ukhuwah. Masih sangat banyak. Dan Ntah lah mengapa. Mungkin ketidaktahuan yang menjadikannya tak diminati. Ya. Rasa #Ketidaktahuan. Ketidaktahuan mereka akan forum penyejuk yang luar biasa menenangkan. Ketidaktahuan mereka akan adanya sarana pembelajaran yang mampu mencetak pemuda dan pemudi menjadi kalangan yang intelektual dalam bidang keduniaan, dan akhirat tentunya.
Kali ini kami mengangkat Tema #TentangHalaqah. Tentang perkumpulan dunia yang mampu menjaga agar iman senantiasa berada pada statistic yang baik. Jika tidak mampu meningkat, setidaknya forum ini mampu menjadikannya berada pada posisi stagnan. Tidak sampai turun drastis hingga keposisi Lemah iman (Futur).

Secara bahasa, halaqah diartikan sebagai lingkaran. Dalam lingkaran ini, sekelompok orang duduk bersama dan berkumpul secara rutin seraya bertilawah Qur’an sambil mengkaji dan mempelajari Islam. Setelah sampai ketitik paham, maka diri akan langsung bertindak untuk melaksanakan apa yang dipahaminya. Yang jelas , dimentoring kita akan dipahamkan tentang kebenaran dan ketakwaan. Maka insya Allah dengan ini, kita akan bergerak untuk merealisasikan pemahaman ini dalam bentuk kebenaran dan ketakwaan kita pada-Nya.
Forum halaqah ini dikenal juga dengan nama smart group, pengajian, majelis taklim. Namun, dikalangan para ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dan Rohis (Rohani Keislaman), kegiatan halaqah ini lebih dikenal dengan sebutan #Mentoring.

Rabu, 18 September 2013 0 komentar

#Hidupmu Pilihanmu.




September 2013. Tak bisa dipungkiri, dalam hidup dan berkehidupan, kita selalu dihadapkan dalam sebuah pilihan. Ntah itu berupa pilihan yang berujung ‘happy ending’ ataupun pilihan yang berujung ‘derita’. Bahkan terkadang waktu sering memaksa kita untuk tetap memilih dan menetapkan keputusan. Tak ada pilihan pertengahan. Cuman ada jawaban iya atau tidak, lakukan atau hentikan, maju atau mundur, bergerak atau diam. Tak ada jalan tengah dan jalur aman. Bahkan penghidupan abadi nantinyapun hanya memberikan kita 2 pilihan. Surga atau Neraka . Tak ada tempat pertengahan antara surga dan neraka. Hanya ada 100% Surga dan 100% Neraka. Iya bukan ? #HidupmuPilihanmu.

Terlepas dari itu semua, nyatanya kita selalu berada pada posisi yang menganehkan. Menjadi pribadi yang membodohkan diri sendiri. Membiarkan diri hanya diam untuk menunggu keinginan tercipta sendiri tanpa perlu kita usahakan susah payah. Padahal inginnya kita itupun adlah sebuah pilihan. Ingin sukses, maka pilihanmu adalah bekerja keras. Diam diri dan bermalas-malasan tak akan membuatmu sukses. Nunggu keajaiban datang atau bergerak membuat keajaiban ? #HidupmuPilihanmu

Yap. Itulah kita.  Manusia yang hanya ingin berada pada posisi mengenakkan . Pada posisi aman yang tak perlu berlelah letih, tak banyak menguras tenaga, keluar keringat tak mau, hingga waktu habis hanya untuk menunggu. Menunggu keajaiban ? #STOP NGIMPI !

Inilah masalahnya. Seringkali keinginan yang bercokol dikepala tak terealisasi lantaran tak ada realisasi. Hanya niatan yang tak pernah dilakukan sehingga ingin pun tak pernah terjadi. Hanya terlintas sebentar di batok kepala tanpa ada aksi nyata dari anggota tubuh. Hingga ujung-ujungnya Cuman #NGIMPI. 

        #Diam. Itulah yang sering kita lakukan. Malas selalu berhasil menghipnotis setiap anggota tubuh untuk tak beraktivitas. Akhirnya waktu banyak habis dalam diam, diam dan diam.
 
        Jangan sangka diammu itu benar. Nyatanya itulah pilhanmu, DIAM. Padahal disisi lain kita dihadapkan untuk memilih #BERGERAK. Tapi kita tetap bersikeras untuk #DIAM.  Benar bukan ?

        Untuk itu, selaraskanlah pemikiranmu dengan panca-panca indera yang telah Allah beri. Jangan biarkan diri terkurung dalam angan-angan belaka. Tapi bergeraklah songsong tujuan. Karena tak cukup harapan yang tinggi saja untuk buatmu sukses. Tak cukup niatan saja untuk membuatmu maju,. Tapi perlu ikhtiar dibalik itu semua. Niat baikmu akan lebih berarti jika segera kau realisasikan kawan.

Selasa, 10 September 2013 2 komentar

#Karena Dakwah Adalah ?



September 2013. Lagi, lagi dan lagi. Kembali hati ini tertuntun untuk terus mengukir bait demi bait jalan cinta. Menggelitik raga untuk tidak diam meresapi setiap aliran air kesegaran seorang diri. Menggiring kaki untuk terus maju merengkuh segala keindahan yang ada dipelupuk mata. Berkelak kelok berjalan terus walau langkah mesti terseok seok dalam melewati kerikil kerikil yang mengusik. Mundur tak pernah sedetikpun terbersit. Yang ada hanya cinta . Iya cinta. Cinta yang kini terus membawa diri merajut kisah luar biasa. 1 tujuan. Jannah-Nya ! 
Selasa, 27 Agustus 2013 2 komentar

#Karena Umat butuh apa-apamu



        Agustus 2013, Aku tak bisa // aku tak mampu lakuin itu // awak ni apalah ye kan // dan masih banyak lagi hal yang sering kita lisankan. Terucap mulus dari lidah seorang pemuda. Ya , inilah kita, #pemuda . Terkadang tanpa sadar, kita seringkali menyalahkan keadaan yang dimiliki diri. Merasa pesimis jika yang lain optimis. Mudah menyerah disaat yang lain begitu pantang kalah. Senang berbalik arah ketika yang lain terus maju melangkah. Sibuk beritirahat, padahal yang lain begitu ligat , sampai tiap peluang pahala pada habis diembat, tuntas disikat.
            Umumnya begitulah potret para pemuda kini. Membiarkan diri terus dalam sugesti yang tak berarti hingga tak ada motivasi untuk mengembangkan skill sendiri. Padahal waktu depan telah menanti, sosok pemuda pemudi yang punya potensi untuk diberikan kepada seluruh pribadi dimuka bumi ,bukan hanya untuk diri sendiri.

Allah swt. Berfiman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” . (QS. Ar Ra’d: 11).

Bagaimana mungkin bisa pintar sementara baca 1 bukupun malas dan tak kelar-kelar ?
Bagaimana mungkin bisa hebat sementara latihan tak dilakukan terus scra rutin ?
Bagaimana mungkin dulu kita bisa jalan kalau kita menyerah untuk belajar berdiri ?
Bagaimana bisa ?

            Akal beserta segala kemampuannya emang karunia dari Allah swt. Tapi bukan berarti kita hanya berdiam diri menerima keadaan tanpa mau berusaha mengembangkan. Bukankah Allah telah karuniakan kita banyak potensi untuk ini ? Bayangkan jika #Mata banyak kita habiskan untuk membaca, #Kaki banyak kita gerakkan menuju lokasi ilmu berada, #Telinga banyak kita manfaatkan untuk mendengar ilmu yang masuk, #Tangan kita maksimalkan untuk menulis segala pengetahuan yang kita dapatkan, apakah bodoh kan tetap mengelabui diri ? Tidak bukan ? Malah jika potensi ini kita optimalkan, kepintaran akan datang menghampiri.

Namun inilah kita, pemuda. Seringkali menginginkan hal hal yang instan. Malah terkesan lebih menunggu keajaiban ,hingga tak payah payah dirundung kecapekan. Banyak duduk otak pintar ? Tak olahraga badan sehat ? Akhirnya banyak menung dan #NGIMPI. Padahal contoh terbaik telah ajarkan kita untuk terus berikhtiar hadapai segala persoalan. Terus berusaha dan melatih potensi sehingga mampu berkembang sesuai dengan apa yang diingini.

Lihatlah beliau, dilempari batu dan kotoran, bahkan terkadang tubuh tergores dan darah bercucuran, namun tak menyerah untuk terus menyampaikan risalah. Bahkan ikhtiar terus beliau tingkatkan hingga akhirnya islam tertancap dihati hati kita kini. Coba bayangkan jika saat itu, beliau contohkan akhlak mudah menyerah. Bagaimana kondisi kita hari ini ? Mungkin islam tak kan sampai ke masing-masing kita. Malah bisa jadi kita masih dihantui pemikiran yang kolot dan jahiliyah. Kelahiran anak perempuan tak menyenangkan hati malah memanaskan hati. Dan banyak lagi. Naudzubillahimindzalik.

Senin, 26 Agustus 2013 0 komentar

#PemudaPendakwah ?? #Pilihan atau #Keharusan ??


Bismillahirrahmanirrahim ..
          Agustus 2013, hari ini kami kembali ingin mencoba menggiring kita semua dalam jalan istimewa yang telah dilalui oleh sosok teristimewa. Jalan cinta yang telah mengisi hari-hari pribadi tercinta dalam menyebar kebaikan. Dan jalan pilihan yang telah ditempuh seorang hamba terpilih untuk menggebrak kejahiliyahan Quraisy (dulu). Lalu mengubahnya menjadi jalan penuh cahaya yang kemudian kan hantarkan kita ketempat terang nantinya. Dan semua ini mengarah kepada sosok pengajar handal. Tentang Kekasih Allah, Muhammad Saw dan tentang jalan yang telah dilaluinya, #Jalan Dakwah. 
         Dalam tulisan sebelumnya, kami juga menempatkan pemuda dalam suatu sorotan. Dan kali inipun tak ada bedanya. Tetap sama. Tetap mengkonsentrasikan focus kepada para pemuda, pemuda dan Pemuda . Mengapa ?
Pada masa muda ini , semua potensi berada pada titik perkembangan yang optimal. Dimana Kekuatan fisik, ketajaman pemikiran, keluasan ide, pergerakan yang aktif berkumpul menjadi satu sehingga menghasilkan potensi yang luar biasa besar. Sangat disayangkan jika masa ini habis begitu saja tanpa ukiran prestasi. Dilewati bak angin lalu yang hanya membawa debu debu kotor tak berfaedah. Menempel di cermin kalbu dan menyisakan flek flek yang menutupi hati hingga lupa diri untuk terus mengabdikan potensi yang dimiliki sampai dijemput perkara pasti, yaitu mati. Merugi sekali !
Namun fakta berkata lantang, bahwasanya banyak pemuda kini yang menghamburkan masanya untuk perkara yang sia. Fisiknya dibawa pergi tak tentu arah mengikuti tren yang jelas tak syar’i. Pikirnya dibiarkan larut dalam pengaruh pola pikir barat yang mengagung-agungkan perkara hedonisme. Idenya hanya dibiarkan beterbangan untuk hal yang dapat hadirkan kepuasan pribadi. Dan pergerakan dan waktunya diabdikan banyak untuk kepentingan dunia. Padahal Allah swt berfirman :

“Demi Masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beramal sholeh serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.”  (Q.S Al Ashr 1-3)

        Tentunya kita tak pernah mau dalam segala perkara yang merugi. Sama sekali tidak mau, Dan tak kan pernah mau ! Tapi kehidupan kini menggambarkan bahwa kita sendiri lah yang telah menerjunkan diri dalam jurang kerugian. Membiarkan diri ini terus menerus dalam kondisi yang memburukkan dalam jangka waktu yang lama. Bahkan sampai saat penghujung waktu menghampiri. Naudzubillahimindzalik ..

         Lalu, Bagaimana menghindari agar jasad tidak selalu digerogoti kerugian ini ?

         Rasulullah telah berikan kita jalan untuk menjadi insan yang beruntung. Jalan cinta yang sudah ia lalui dengan penuh rasa cinta untuk kita, umatnya yang tercinta. Jalan yang berlimpah pahala meskipun ruh tak lagi diijinkan berada dijasad dan ditimbun tanah. Jalan yang insya Allah kan hantarkan kita menuju tempat yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Jalan yang telah ia warisi untuk kita teruskan, #JalanDakwah
Minggu, 25 Agustus 2013 0 komentar

#Remaja Masjid VS Bapak Masjid


 Bismillahirrahmanirrahim ..

          Agustus 2013, kami lalui dengan awal yang begitu baik. Niatan ikhlas dengan senyuman merekah mengiringi langkah yang akan kami tapaki hari ini. Bagaimana tidak ? Hari ini dunia akan menyambut kedatangan para penggerak-penggerak dakwah yang baru. Para penggerak muda yang siap mendedikasikan diri untuk senantiasa menghidupkan masjid. Dan kalian tau ini ttg siapa ? Yap. Ini tentang Remaja. Tentang Remaja Masjid. Remaja Yang siap gebrak lingkungan untuk menghias waktu kedepan dengan penuh Nuansa ketenangan yang mahal. Remaja dan pemuda yang siap melukis warna dalam goresan goresan tinta keemasan hingga menjadikan detik demi detik yang telah menunggu menjadi berharga. Bergelimang rahmat Dan barakah dariNya. .
          Kegiatan ini berlangsung khidmat. Meski pemuda yang melangkahkan kaki ke masjid ini sedikit sekali. Namun tak masalah. Karena untuk remaja masjid, kita tak berbicara tentang kuantitas (jumlah) , melainkan tentang kualitas. It’s not about Quantity , but about quality. Sedikitpun asal berkualitas lebih berharga dibandingkan banyak tapi tak punya kompetensi . Buktinya dapat kita lihat dalam sejarah, dimana dulunyapun islam bangkit dari pemuda yang sedikit jumlahnya namun luar biasa kualitasnya. Hingga mereka telah mendobrak peradaban sehingga Islam sampai kekita saat ini. Menjadikan nama mereka harum dan senantiasa terkenang sampai nanti bumi digoncangkan.
          Namun, akhir acara berlangsung kurang mengenakkan. Sasaran yang ditargetkan dari awal tak tercapai lantaran pengurus masjid tak memberi masa yang cukup dalam mencerahkan. Tidak ada ruang yang diberi untuk menyelesaikan misi !
#RemajaMasjid Vs #BapakMasjid
          Jika kita angkat pembicaraan mengenai remaja (pemuda), maka pikir yang langsung berdatangan dibenak kita ialah masa dimana setiap individu mencari jati diri sebagai Insan. Yang acapkali pada fase ini, pola pikir dan tindakan pemuda seringkali berjelajah mencari sosok yang layak untuk ditiru. Dan kebanyakan sosok idola itu, umumnya tidak tertuju pada suri tauladan sepanjang zaman. Rasulullah Muhammad Saw.
          Lantas apakah sebenarnya apakah definisi remaja (pemuda) itu ?
Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun. Sedangkan jika dilihat secara biologis ,pemuda yakni manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai pemuda sebagai orang muda laki-laki; taruna; orang yang masih muda; atau orang muda. Sedangkan definisi lain menjelaskan ‘pemuda’ (youth) sebagai rentang waktu hidup antara masa kanak-kanak dan kedewasaan; awal kedewasaan; status menjadi kurang pengalaman atau belum dewasa atau muda.
Nah , gimana jika dilihat dengan kacamata Islam ?
Menurut Islam, individu dikatakan telah menjadi pemuda ialah ketika ia telah sampai pada akhir baligh. Dimana akal telah punya kemampuan untuk mengerti dan menilai akan hal yang haq dan bathil. Saat masuk pintu pemuda inilah, seseorang individu langsung tertimpa kewajiban untuk melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
          Namun kenyataannya , seringkala definisi ini tak berjalan semestinya. Godaan syaitan dan hawa nafsu seringkali menyebabkan pemuda menjadi terseok seok dalam menapaki jalan lurus dan menyimpang dalam cahaya kebenaran. Belum lagi serangan yang diberikan para yahudi berupa serangan pemikiran dan budaya yang smakin gencar gencarnya hingga menggoyahkan mereka untuk tetap tegak berdiri dalam kebaiakan.
          Tapi seiring berjalannya waktu, kami menemukan problem mendasar yang cukup berperan atas kondisi suatu pemuda (selain problem yang diatas). Kami menyebut ini dengan istilah #RemajaMasjid Vs #Bapak Masjid. Kenapa ? Karena memang tak ada sinergi yang baik antara keduanya. Seakan-akan terbentuk sekat pemisah sehingga tidak ada konsolidasi yang bagus. Ntah itu dari pihak #BapakMasjid atau mungkin dari #RemajaMasjid itu sendiri. Dari kasus diatas, kami mencoba mengkerucutkan problem kepada #BapakMasjid. Bukan berarti para remaja telah bertindak pada posisi yang selalu benar, hanya saja , seringkali kendala juga terdapat pada yang lebih tua bukan ?
Adapun problem yang telihat disini Yakni, sedikitnya ruang yang diberikan orang tua , dalam hal ini #Bapak Masjid untuk remaja mengeluarkan kreativitas nya dalam menghidupkan nuansa islam disekitar. Sepele nampaknya. Tapi secara tidak langsung, ini akan memberi dampak yang cukup besar dalam regenerasi penerus penggerak dakwah.  
Bagaimana mungkin para remaja bisa meneruskan tongkat estafet dakwah dari satu masa ke masa yang lain jika tak ada ruang yang mereka punya untuk pengembangan soft skill dan hard skill mereka ?
      Bagaimana mungkin remaja bisa menjadi cinta masjid sementara tak ada celah baginya untuk mengekpresikan kecintaannya kepada masjid ?
         Dan jika kondisi ini terus berlangsung ,yang paling mengkhawatirkn kita semua dan seharusnya menjadi momok bagi para #BapakMasjid ialah Tak kan ada penerus imam yang akan memimpin shalat kedepan. Tidak ada sosok yang mampu mendakwah menyerukan risalah Allah kepada seluruh umat . Tidak ada anak muda yang mampu kumandangkan adzan dengan baik dan indah. Dan banyak lagi ! 
Dan tentunya timbul pertanyaan, lah kok gitu ?
 
;