Pengalaman adalah guru kehidupan
yang paling berharga. Guru yang mengajarkan segala hikmah yang tersingkap
dibalik tabir kisah nyata yang kita jalani sehari hari. Ntah itu cerita tentang
kebaikan, atau mungkin cerita keburukan. Bisa terdapat dikisah suka, maupun dikisah
duka. Semuanya selalu mengandung berbagai pelajaran yang tersirat ataupun yang
terlihat langsung. Membekas kuat di ingatan karena memang ini dialami diri kita
sendiri. Mengikat kuat di pikiran karena memang kita sendirilah yang terjun
langsung melewatinya. Dan setiap kita tentunya telah melalui banyak kisah yang
telah menjadi pengalaman hidup. Setiap kitapun berbeda beda cara dalam
melewatinya. Tentunya kisah yang berbeda beda ini melahirkan
pengalaman yang berbeda pula.
Langkah demi langkah terus dia
tapaki menyusuri setiap tempat yang ramai dikunjungi. Fokus utamanya ialah
mencari sosok yang bisa dia ajaki. Lisannya lancar meluncurkan kata kata lembut
guna menarik hati pendengar agar mampu menerima perkataannya dengan baik.
Senyum tampak mengembang lebar diwajahnya. Matanya pancarkan tatapan kesejukan
yang mampu hipnotis orang dihadapannya hingga mereka pun merasakan keteduhan.
Hati mereka saling bertemu. Ruh mereka berbenturan dan saling berbicara. Sang
Pendengar pun berhasil ditaklukkan hatinya. Dan bersama dengannya, pendengar
bergerak mengikuti sosok yang mengajaknya itu. Tak ada keterpaksaan. Ini murni
ajakan lisan. Perkataan Lisan yang lembut seperti yang Rasulullah contohkan.
Mereka sudah hampir sampai. Sang
pengajak sudah hampir tiba ditempat tujuan. Dibelakangnya tampak jelas orang
mengikutinya . Tampak raut senang diwajah mereka karena memang ajakannya tak
bersifat paksaan. Ini murni ajakan
ruhani yang berhasil menggetarkan dan menggugah orang yang mendengarkan. Hingga
akhirnya mereka sampai kesini. Ke
Majelis Ilmu. Yang lain tampak sudah menunggu mereka. Senyum demi senyum
menyambut kedatangan mereka yang mengikuti sosok pengajak. Ukhuwah terasa
begitu kental. Ruh mereka terasa saling berdekapan. Suasana yang tercipta pun
penuh ketenangan. Menentramkan. Hingga tak salah jika nanti mereka yang
mendengarkan datang kesini lagi Tanpa perlu adanya ajakan. Karena bukan cuman jasad mereka yang cinta majelis ini, tapi ruh mereka
pun menyukainya. Bahkan sangat menyukainya.
9 Desember 2013. Berawal dari
sini, lagi lagi tergerak untuk lakukan penghimbauan. Tak perlu capek bersuara
lantang. Hanya cukup konsenkan pikiran, dan arahkan pandangan kekertas kosong.
Biarkan kata demi kata mengalir deras di iringi dengan gerakan jari jari
lentikmu. Jangan biarkan tarian tanganmu berhenti untuk bergerak indah, Teruskanlah
dan biarkan ia (pensilmu) smakin berkreasi . Hingga terhimpun paragraph
paragraph pikiran hasil dari ide yang berhasil dituangkan.
Blogger’sShout-Out. Nama ini yang akhir akhir ini berhasil mengusik semangatku.
Bukan menurunkan dan melunturkannya, malah semakin menaikkan adrenalin menulisku.
Sebuah komunitas yang menghimpun blogger blogger kreatif untuk berkreasi dan
mengukir karya dalam bentuk tulisan. Berbeda kota, usia serta genre tulisan tak
jadi penghalang untuk setiap individu menyatu. Kecintaan pada menulislah yang
merubah segala perbedaan menjadi sebuah kesatuan.
Penemuan tentang BSO pertama kali
dikabarkan oleh orang yang telah terjun lebih dulu didalamnya. Seorang teman
yang lahir lebih dulu dan berusia sedikit lebih tua, *Derry Oktriana . Tak
ingat kapan itu tanggal pastinya, yang jelas awal pengenalan tentang BSO
olehnya membuat diri tertarik untuk ikut bergabung didalamnya. Masih awamnya kemampuan
menulis dan mengeksplor ide pun menjadi salah satu alasan yang membentuk
“keinginan” untuk bergabung. Yang saya yakini, Banyaknya blogger blogger
kreatif didalamnya pastinya akan banyak memberikan inspirasi diri hingga lama
kelamaan statistic kemampuan menulis diri akan semakin meningkat dari waktu ke
waktu.
“Campaign
bulanan BSO”. Penjelasan ini yang paling jelas teringat dalam
pikirku. Kegiatan menulis bulanan yang dilakukan oleh semua member BSO dengan
mengusung satu tema besar saja. Kegiatan yang tampak simple dan mudah. Namun
menurutku, disinilah letak keunggulan grup ini, yakni berhasil mengorbitkan
banyak tulisan dalam setiap bulannya.
Bukan hanya itu saja, dengan menyamakan tema juga banyak berdampak pada
peningkatan kemampuan mengeksplor ide . Beragamnya ide yang terkumpul dengan
tema yang sama membuat grup ini banyak memproduksi variasi variasi dalam gaya
penulisan dan penjabaran tema. 1 tema tapi berbeda pengeksploran ide dan
pemikiran. Menarik bukan ? J Setelah
tau ini, Bagaimana mungkin tak terbersit niat untuk bergabung sementaranya
ianya terlalu menarik untuk di ikuti?
2 Desember 2013. Tak terasa diri
kita semua telah hampir tiba dipenghujung masehi. Perjalanan panjang yang telah
dilalui pun terasa begitu singkat sekali terlewati. Waktu waktupun sudah banyak
kita habisi dengan rentetan rentetan perilaku yang kita goreskan dalam melukis
hari. Dari januari hingga kini, ntah apa yang telah kita beri. Mewarnai
lingkungan dengan baiknya pribadi atau malah kalah terwarnai oleh lingkungan
buruk dan akhirnya diri terjerumus dalam lembah kebathilan ? Beruntunglah kita
jika mampu memenangkan hari dalam situasi lingkungan yang penuh dengan
keburukan. Tetap berperangai malaikat walau setan terus berusaha mengajak dan
menghasut kepada kejahatan.
10 November 2013. Dalam rutinitas yang sesak padat ,pikir tergerak untuk sempatkan bergelut dihadapan sang pacar tercinta (laptop) .Waktu yang mepet tak jadi penghalang untuk tetap kebut luncurkan bait kata penyemangat. Kata demi kata pun rasanya ingin cepat cepat dituliskan agar jiwa yang lemah langsung menjadi kuat. Lelah dan letih langsung habis disikat. Malas yang tadinya saling berhimpit himpit kini berganti menjadi rajin yang berdempet dempet. Semuanya menyatu padu hingga yang didapat adalah percikan api semangat. Yang kobarannya melejit hebat tatkala minyak habis ditumpahkan. Hingga lahirlah semangat yang begitu lebat. #Kuat.
28 Oktober 2013. Hari
ini kita dihadapkan dengan momentum sejarah akan bait perjuangan yang telah
ditorehkan pemuda masa lalu. Yang berani melawan kekejaman para penjajah demi
satu tujuan bersama. Pemuda yang berhasil mendobrak seluruh rakyat untuk tak diam
terima penindasan dan melantangkan keras perkataan perjuangan. Menebarkan api
semangat ke seluruh pelosok negeri hingga tergerak untuk mengusir para
penjajah. Hingga Negara tercintapun menemukan kedamaian karena lenyapnya
penindasan oleh bangsa penjarah. Tujuan mereka hanya 1, Kemerdekaan kita, Bangsa Indonesia.
Perbedaan karakter
tak lantas membuat mereka sulit untuk berbaur. Tak bersatu suku juga tak lantas
menjadikan mereka tak mampu menyatu. Justru segala pembeda telah berhasil
mereka gabungkan hingga timbul percikan semangat kebangkitan yang luar biasa
menggetarkan. Hingga akhirnya tujuan bersama mampu mereka songsong ,
kemerdekaan kita, Bangsa Indonesia.
Hal ini membuat
diri terusik untuk menuangkan goresan
tinta tentang bait pemuda pejuang. Yang berbicara lantang dan bergerak gesit
hadapi segala problem kehidupan. Kuat lalui cobaan dan tangguh menerebos duri
melintang yang selalu menghadang. Pantang keluar keluh kesah lantaran jiwanya
terus diasah hingga mampu membedah setiap masalah habis tak bersisa sedikitpun
alias bersih. Gentar tak pernah dirasakan walaupun masalah terus menumpuk dan
semakin berjibun. Sedikit perkataan namun banyak aksi nyata yang ditunjukkan.
Ini dia , #PemudaDulu.
Yap. #PemudaDulu ! Pemuda yang tentunya tlah
hidup lebih awal namun berhasil menorehkan namanya dalam catatan sejarah. Sejarah kebaikan
pastinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak secanggih saat ini, tak
menjadikannya lemah untuk hadapi segala ujian. Justru kekurangannya trus ia
tambal sehingga mampu melejitkan dirinya ke pemuda barisan terdepan. Sampai
akhirnya mereka mampu tiba ke puncak tertinggi saat itu.
Ali bin Abi
Thalib, Saad bin Abi Waqqash, Zaid
Bin Tsabit adalah sebagian kecil pemuda yang berhasil menorehkan kenangan manis
dimasa mudanya. Bahkan sampai akhir hayatnya mereka tetap berada pada posisi
terbaik bahkan lebih baik dari itu. Namanya dikenang oleh semua orang dipenjuru
dunia sebagai pemuda penggebrak peradaban islam. Tidak hanya mereka saja pemuda
yang luar biasa. Masih banyak pemuda diluaran sana yang juga seperti mereka. Namun,
saya hanya bisa terharu dan iri mendengar aksi dua pemuda heroic yang luar
biasa super. Muadz bin Amr bin Jamuh dan Mu’awwidz bin afra. Pemuda yang berhasil
menghabisi musuh Islam saat waktunya masih muda. Umur 14 dan 13 tahun waktu
mereka torehkan tinta ini. Kecintaan mereka kepada Rasul, menjadikan kekuatan
mereka melejit berkali kali lipat saat mereka dengar sang Rasul dihina dan
dicaci oleh para Musuh Islam. Padahal mereka saat itu tinggal jauh dari tempat dimana
Rasul dicaci. Namun, telinganya berasa panas mendengarkan ini sehingga timbul
dorongan kuat untuk membuktikan kecintaannya kepada Rasul saat itu. Walaupun
diujung peperangan, musuh berhasil mereka libas. Tapi salah satu dari mereka kehilangan tangannya. Namun apa yang terjadi ? tak ada keluh kesah yang keluar
. Yang ada malah rasa senang yang membuncah lantaran berhasil membuktikan
cintanya. Ini kekuatan cinta. Kekuatan
Visi.
Hal diatas Berbeda
sekali dengan #PemudaKini. Pemuda
yang dikelilingi banyak macam perkembangan ilmu dan teknologi namun tak mampu
mengembangkan diri sendiri. Hanya cenderung diposisi aman dan enggan untuk
bergerak. Urusan pribadi selalu berada diposisi teratas hingga kepentingan yang
lainpun tak dipikirkan. Cuman Ber-orientasi pada keuntungan pribadi semata hingga
tak perduli dengan nasib baik atau buruk orang lain. Akan bergerak jika menguntungkannya , dan diam jika hanya membuatnya rugi
? Ironi bukan ?
PemudaKini seperti kehilangan Visi. Hingga tak punya taring untuk menggapai keinginan. Yang dipikirkan hanya kepuasan pribadi. Kepentingan orang banyak tak diperdulikan hingga namanya hanya dikenal oleh dirinya sendiri. Bermimpi seolah berada dipuncak padahal hanya berada di posisi standar.
Oktober
2013. Kali ini tergelitik diri untuk mendefinisikan rasa yang dipunyai setiap
insan. Tentang rasa yang tak pernah pandang bulu. Tak perduli tua dan muda,
tinggi dan rendah, kaya dan miskin, semua pasti mempunyainya. Pasti ! Rasa yang kadang berhasil
menjadikan penikmatnya melayang lantaran suka ,tapi juga bahkan dapat
menyengsarakan penikmatnya terpuruk jauh kedasar dikarenakan duka. Rasa yang
tak berwujud pasti, tak terlihat mata dan tak mampu disentuh indera, seperti semu . Namun nyatanya ia tak semu. Ianya
ada tertanam di hati setiap kita, Manusia.
Rasa
ini adalah #Cinta. Rasa yang selalu
berhasil menjerat para penikmatnya. Ya,menjerat
kita. Para Penikmat Cinta.
Cinta
bak misteri yang tak dapat ditebak kedatangannya. Hadirnya pun tak dapat
diprediksi sedikitpun. Yang jelas, cinta
selalu berhasil mengubah para penikmatnya. Kerasnya kepala seketika mampu luluh
lantak diterjang cinta. Hancurnya sikap seketika dapat berubah melunak lantaran
panasnya api cinta. Bahkan, adakalanya kobarannya tak mampu dipadamkan hingga
akhirnya membutakan mata. Benar dapat berubah menjadi salah dan Salah dapat
berubah menjadi benar. Bukankah ini membahayakan apabila tak mampu dimanagament
dengan baik ?
Kali
ini, diri tak berkeinginan untuk mengungkap panjang lebar mengenai cinta.
Alasannya Simple. Karena pribadi bukanlah Pakar
Cinta . Bukan orang yang memahami tiap seluk beluk cinta. Bukan juga orang
yang mampu menjabarkan cinta secara luas. Bukan itu. Tapi kita semua sama. Para Penikmat Cinta. Namun, diri terdorong
untuk mengajak kita semua untuk mendefinisikan
cinta dalam arti yang berbeda. Mendefinisikan seperti yang telah
didefinisikan segelentir orang. Sedikit
namun benar. Insya Allah .
Cinta itu abstrak. Sulit untuk didefinisikan secara teoritis.
Karena boleh jadi setiap kita punya makna tersendiri tentang cinta. Jika cinta
mampu membawa kebahagian, maka sudah pasti sang penikmat cinta akan
mendefinisikan bahwa cinta itu membahagiakan. Namun, jika cinta malah
menyakitkan, maka definisi yang akan timbul dipermukaan adalah cinta itu
menyakitkan. Nah, itulah cinta. Tak pernah memiliki definisi yang baku.
Definisinya selalu berubah ubah tergantung rasa yang ditimbulkannya disetiap
kita. Maka apapun yang anda katakan tentang definisi cinta, ianya adalah benar.
Kenapa begitu ? Karena itulah Cinta
Versi Anda.
Namun
, sebagian rentetan definisi diatas bukanlah titik tekan dalam tulisan ini.
Ianya hanya berupa pengantar yang akan membawa kita semua sampai ke fokus
pembicaraan kali ini. Bersiaplah. Kita
Mulai !
Kita
semua telah ketahui bersama, bahwa cinta tak pernah punya standar untuk mampu
dirasakan diri. Tak punya persyaratan khusus agar ianya keluar dari dalam hati
kita. Karena tak ada batasan dalam hal ini. Termasuk batasan umur . Semuanya. Pasti punya cinta. Pasti !
Banyak
dari kita yang beranggapan bahwa cinta itu bersama. Hingga akhirnya kitapun mendefinisikan kalau cinta itu harus bersama.
Hingga tak jarang kita temukan banyak orang yang bersama untuk merealisasikan
cintanya. Menikah salah satu
contohnya. Bentuk perealisasian cinta yang nyata. Tak banyak umbar kata dan
janji manis, tapi langsung hampiri wali sampaikan pinangan untuk memulai
perjalanan cinta suci. Wah, Romantis
bukan ? Namun bukan itu fokusnya, karena ini adalah definisi cinta yang
sebenarnya. Yap, Definisi cinta yang
sebenarnya.
Contoh lain dari bentuk perealisasian cinta
ini ialah Pacaran. Realisasi cinta
semu yang tak pernah tau kapan kunjung diakhiri padahal sudah tau pasti ianya
adalah jalan yang tak diridhoi. Tapi, apalah daya diri yang telah berhasil
dijerat cinta . Rasa mencintai pun akhirnya merajai dan mengalahkan nurani yang
ingin kembali pada jalur yang sebenarnya. Hingga akhirnya yang ada hanya
definisi cinta semu. Mendefinisikan
bahwa cinta adalah “kebersamaan”. Definisi semu.
Inilah
inti dari pembicaraan kali ini. Mengajak kita semua yang telah terkepung cinta
untuk keluar dari jalur ‘pacaran’. Karena emang jalur ini tak pernah dilalui
oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad
saw. Jangan sampai rasa ini membutakan hingga melupakan kita untuk terus
meneladaninya dengan mencontohnya dalam berperilaku dan berkehidupan sosial.
Cinta itu membutakan. Namun jangan sampai ia berhasil
membutakan dan mengelabui kita. Untuk itulah kami angkat tema ini.
Mendefinisikan cinta dalam arti yang berbeda. Cinta yang mampu dijalankan oleh
segelintir orang. Yaitu mendefinisikan cinta dengan kata “putus’.
#Putus. Yap, terasa berat sepertinya untuk
dilontarkan oleh sejoli yang sudah saling mencintai. Kenapa bisa berat ?
Jawabannya
mudah. Sangat sangat mudah. Kata “Putus”
terasa berat untuk diucapkan lantaran hanya mendefinisikan cinta sebatas kata “Kebersamaan”. Hingga jika kita
mengaku mencintai, jalan satu satunya ialah merealisasikan cinta dengan terus
bersama. Yap. Ini definisi yang benar dalam konteks menikah. Hanya saja akan
menjadi arti yang salah jika kita (saat ini) mengartikan cinta hanya sebatas
kata kebersamaan.
“Putus” . Kata inilah yang seharusnya kita
realisasikan sebagai bukti cinta.
Ingat, bahwa cinta dihati kita ialah rasa yang telah dititipkan oleh Rabb yang Maha Cinta. Jika cinta adalah pemberian-Nya, maka tak salah jika kita punya rasa mencintai. Karena cinta langsung diberikan oleh sang Maha Cinta yang tak mungkin pernah salah. Justru kitalah yang salah dalam merealisasikan bentuk cinta kita. Hingga kita terjerumus dalam definisi cinta yang sempit (untuk saat ini) dengan kata bersama.
September
2013. Hari ini ingin kembali membagi tegukan air kehidupan yang begitu
menyejukkan setiap orang. Menyebar tetes demi tetes embun kenikmatan yang telah
lama membasahi setiap jengkal demi jengkal jiwa ini. Membasahi setiap waktu
untuk terus basah oleh aliran aliran kebaikan. Membilaskan jiwa yang telah
ternodai oleh titik titik hitam . Membersihkannya perlahan dan perlahan hingga
noktah yang telah tercipta hilang dibawa bersama derasnya ilmu yang kita
dapatkan. Mempermanenkannya dalam kalbu dengan bergerak segera realisasikan.
Mungkin
sebagian dari kita telah merasakan taman taman surga ini. Telah menikmati tiap
tiap waktu dan menghabiskannya untuk sama sama berdiskusi membicarakan hal hal
yang bisa hantarkan kita ke penghidupan yang baik nanti. Bertukar pikiran untuk
beramai memecah segala masalah yang hadir membantai. Ukhuwah terasa begitu
kental mengelilingi. Mengikat setiap hati untuk terus mencintai saudaranya
seperti cinta pada diri sendiri. Menjadikannya terasa indah karena ini tak
terbalut karena pertalian nasab/ keturunan. Tapi terbentuk atas dasar keimanan.
Tali persaudaraan Islam. Ukhuwah
Islamiyah.
Namun
sayangnya, masih banyak yang tak tergabung dalam perkumpulan indah ini. Masih
besar jumlah yang tak tertarik untuk bersama meraih ketenangan ukhuwah. Masih
sangat banyak. Dan Ntah lah mengapa. Mungkin ketidaktahuan yang menjadikannya
tak diminati. Ya. Rasa #Ketidaktahuan.
Ketidaktahuan mereka akan forum penyejuk yang luar biasa menenangkan.
Ketidaktahuan mereka akan adanya sarana pembelajaran yang mampu mencetak pemuda
dan pemudi menjadi kalangan yang intelektual dalam bidang keduniaan, dan
akhirat tentunya.
Kali
ini kami mengangkat Tema #TentangHalaqah. Tentang perkumpulan dunia yang mampu menjaga agar
iman senantiasa berada pada statistic yang baik. Jika tidak mampu meningkat,
setidaknya forum ini mampu menjadikannya berada pada posisi stagnan. Tidak
sampai turun drastis hingga keposisi Lemah iman (Futur).
Secara bahasa, halaqah diartikan
sebagai lingkaran. Dalam lingkaran
ini, sekelompok orang duduk bersama dan berkumpul secara rutin seraya
bertilawah Qur’an sambil mengkaji dan mempelajari Islam. Setelah sampai ketitik
paham, maka diri akan langsung bertindak untuk melaksanakan apa yang
dipahaminya. Yang jelas , dimentoring kita akan dipahamkan tentang kebenaran
dan ketakwaan. Maka insya Allah dengan ini, kita akan bergerak untuk
merealisasikan pemahaman ini dalam bentuk kebenaran dan ketakwaan kita
pada-Nya.
Forum halaqah ini dikenal juga dengan
nama smart group,
pengajian,
majelis taklim.
Namun, dikalangan para ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dan Rohis (Rohani Keislaman),
kegiatan halaqah ini lebih dikenal dengan sebutan #Mentoring.
September 2013. Tak bisa
dipungkiri, dalam hidup dan berkehidupan, kita selalu dihadapkan dalam sebuah
pilihan. Ntah itu berupa pilihan yang berujung ‘happy ending’ ataupun pilihan yang berujung ‘derita’. Bahkan terkadang waktu sering memaksa kita untuk tetap
memilih dan menetapkan keputusan. Tak ada pilihan pertengahan. Cuman ada
jawaban iya atau tidak, lakukan atau hentikan, maju atau mundur, bergerak atau
diam. Tak ada jalan tengah dan jalur aman. Bahkan penghidupan abadi nantinyapun
hanya memberikan kita 2 pilihan. Surga atau Neraka . Tak ada tempat pertengahan
antara surga dan neraka. Hanya ada 100% Surga dan 100% Neraka. Iya bukan ?
#HidupmuPilihanmu.
Terlepas dari itu semua, nyatanya
kita selalu berada pada posisi yang menganehkan. Menjadi pribadi yang
membodohkan diri sendiri. Membiarkan diri hanya diam untuk menunggu keinginan
tercipta sendiri tanpa perlu kita usahakan susah payah. Padahal inginnya kita
itupun adlah sebuah pilihan. Ingin sukses, maka pilihanmu adalah bekerja keras.
Diam diri dan bermalas-malasan tak akan membuatmu sukses. Nunggu keajaiban
datang atau bergerak membuat keajaiban ? #HidupmuPilihanmu
Yap. Itulah kita. Manusia yang hanya ingin berada pada posisi
mengenakkan . Pada posisi aman yang tak perlu berlelah letih, tak banyak
menguras tenaga, keluar keringat tak mau, hingga waktu habis hanya untuk
menunggu. Menunggu keajaiban ? #STOP
NGIMPI !
Inilah masalahnya. Seringkali
keinginan yang bercokol dikepala tak terealisasi lantaran tak ada realisasi.
Hanya niatan yang tak pernah dilakukan sehingga ingin pun tak pernah terjadi. Hanya
terlintas sebentar di batok kepala tanpa ada aksi nyata dari anggota tubuh.
Hingga ujung-ujungnya Cuman #NGIMPI.
#Diam.
Itulah yang sering kita lakukan. Malas selalu berhasil menghipnotis setiap
anggota tubuh untuk tak beraktivitas. Akhirnya waktu banyak habis dalam diam, diam dan diam.
Jangan
sangka diammu itu benar. Nyatanya itulah pilhanmu, DIAM. Padahal disisi lain kita dihadapkan
untuk memilih #BERGERAK. Tapi kita
tetap bersikeras untuk #DIAM. Benar bukan ?
Untuk
itu, selaraskanlah pemikiranmu dengan panca-panca indera yang telah Allah beri.
Jangan biarkan diri terkurung dalam angan-angan belaka. Tapi bergeraklah
songsong tujuan. Karena tak cukup harapan yang tinggi saja untuk buatmu sukses.
Tak cukup niatan saja untuk membuatmu maju,. Tapi perlu ikhtiar dibalik itu
semua. Niat baikmu akan lebih berarti
jika segera kau realisasikan kawan.
September 2013. Lagi, lagi dan
lagi. Kembali hati ini tertuntun untuk terus mengukir bait demi bait jalan
cinta. Menggelitik raga untuk tidak diam meresapi setiap aliran air kesegaran
seorang diri. Menggiring kaki untuk terus maju merengkuh segala keindahan yang
ada dipelupuk mata. Berkelak kelok berjalan terus walau langkah mesti terseok
seok dalam melewati kerikil kerikil yang mengusik. Mundur tak pernah sedetikpun
terbersit. Yang ada hanya cinta . Iya cinta. Cinta yang kini terus membawa diri
merajut kisah luar biasa. 1 tujuan. Jannah-Nya !
Agustus
2013, Aku tak bisa // aku tak mampu lakuin itu // awak ni apalah ye kan // dan masih banyak lagi hal yang sering kita lisankan. Terucap
mulus dari lidah seorang pemuda. Ya , inilah kita, #pemuda . Terkadang tanpa sadar, kita seringkali menyalahkan keadaan yang dimiliki
diri. Merasa pesimis jika yang lain optimis. Mudah menyerah disaat yang lain
begitu pantang kalah. Senang berbalik arah ketika yang lain terus maju melangkah.
Sibuk beritirahat, padahal yang lain begitu ligat , sampai tiap peluang pahala pada
habis diembat, tuntas disikat.
Umumnya
begitulah potret para pemuda kini. Membiarkan diri terus dalam sugesti yang tak
berarti hingga tak ada motivasi untuk mengembangkan skill sendiri. Padahal
waktu depan telah menanti, sosok pemuda pemudi yang punya potensi untuk
diberikan kepada seluruh pribadi dimuka bumi ,bukan hanya untuk diri sendiri.
Allah swt. Berfiman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” .
(QS. Ar Ra’d: 11).
Bagaimana mungkin bisa pintar sementara baca 1 bukupun malas
dan tak kelar-kelar ?
Bagaimana mungkin bisa hebat sementara latihan tak dilakukan terus scra rutin ?
Bagaimana mungkin dulu kita bisa jalan kalau kita menyerah untuk belajar berdiri ?
Bagaimana bisa ?
Bagaimana mungkin bisa hebat sementara latihan tak dilakukan terus scra rutin ?
Bagaimana mungkin dulu kita bisa jalan kalau kita menyerah untuk belajar berdiri ?
Bagaimana bisa ?
Akal
beserta segala kemampuannya emang karunia dari Allah swt. Tapi bukan berarti
kita hanya berdiam diri menerima keadaan tanpa mau berusaha mengembangkan. Bukankah Allah telah karuniakan kita banyak potensi untuk ini ? Bayangkan jika #Mata banyak kita habiskan untuk membaca, #Kaki banyak kita gerakkan menuju lokasi ilmu berada, #Telinga banyak kita manfaatkan untuk mendengar ilmu
yang masuk, #Tangan kita maksimalkan untuk
menulis segala pengetahuan yang kita dapatkan, apakah bodoh kan tetap
mengelabui diri ? Tidak bukan ? Malah jika potensi ini kita optimalkan,
kepintaran akan datang menghampiri.
Namun inilah kita, pemuda.
Seringkali menginginkan hal hal yang instan. Malah terkesan lebih menunggu
keajaiban ,hingga tak payah payah dirundung kecapekan. Banyak duduk otak pintar
? Tak olahraga badan sehat ? Akhirnya banyak menung dan #NGIMPI. Padahal contoh terbaik
telah ajarkan kita untuk terus berikhtiar hadapai segala persoalan. Terus
berusaha dan melatih potensi sehingga mampu berkembang sesuai dengan apa yang
diingini.
Lihatlah beliau, dilempari batu
dan kotoran, bahkan terkadang tubuh tergores dan darah bercucuran, namun tak
menyerah untuk terus menyampaikan risalah. Bahkan ikhtiar terus beliau
tingkatkan hingga akhirnya islam tertancap dihati hati kita kini. Coba
bayangkan jika saat itu, beliau contohkan akhlak mudah menyerah. Bagaimana
kondisi kita hari ini ? Mungkin islam tak kan sampai ke masing-masing kita.
Malah bisa jadi kita masih dihantui pemikiran yang kolot dan jahiliyah.
Kelahiran anak perempuan tak menyenangkan hati malah memanaskan hati. Dan
banyak lagi. Naudzubillahimindzalik.
Bismillahirrahmanirrahim ..
Agustus
2013, hari ini kami kembali ingin mencoba menggiring kita semua dalam jalan istimewa
yang telah dilalui oleh sosok teristimewa. Jalan cinta yang telah mengisi
hari-hari pribadi tercinta dalam menyebar kebaikan. Dan jalan pilihan yang
telah ditempuh seorang hamba terpilih untuk menggebrak kejahiliyahan Quraisy
(dulu). Lalu mengubahnya menjadi jalan penuh cahaya yang kemudian kan hantarkan
kita ketempat terang nantinya. Dan semua ini mengarah kepada sosok pengajar
handal. Tentang Kekasih Allah, Muhammad Saw dan tentang jalan yang telah
dilaluinya, #Jalan Dakwah.
Dalam tulisan sebelumnya, kami juga
menempatkan pemuda dalam suatu sorotan. Dan kali inipun tak ada bedanya. Tetap
sama. Tetap mengkonsentrasikan focus kepada para pemuda, pemuda dan Pemuda .
Mengapa ?
Pada masa
muda ini , semua potensi berada pada titik perkembangan yang optimal. Dimana
Kekuatan fisik, ketajaman pemikiran, keluasan ide, pergerakan yang aktif
berkumpul menjadi satu sehingga menghasilkan potensi yang luar biasa besar.
Sangat disayangkan jika masa ini habis begitu saja tanpa ukiran prestasi.
Dilewati bak angin lalu yang hanya membawa debu debu kotor tak berfaedah.
Menempel di cermin kalbu dan menyisakan flek flek yang menutupi hati hingga
lupa diri untuk terus mengabdikan potensi yang dimiliki sampai dijemput perkara
pasti, yaitu mati. Merugi sekali !
Namun
fakta berkata lantang, bahwasanya banyak pemuda kini yang menghamburkan masanya
untuk perkara yang sia. Fisiknya dibawa pergi tak tentu arah mengikuti tren
yang jelas tak syar’i. Pikirnya dibiarkan larut dalam pengaruh pola pikir barat
yang mengagung-agungkan perkara hedonisme. Idenya hanya dibiarkan beterbangan
untuk hal yang dapat hadirkan kepuasan pribadi. Dan pergerakan dan waktunya
diabdikan banyak untuk kepentingan dunia. Padahal Allah swt berfirman :
“Demi
Masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang
beramal sholeh serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Q.S
Al Ashr 1-3)
Tentunya
kita tak pernah mau dalam segala perkara yang merugi. Sama sekali tidak mau,
Dan tak kan pernah mau ! Tapi kehidupan kini menggambarkan bahwa kita sendiri
lah yang telah menerjunkan diri dalam jurang kerugian. Membiarkan diri ini
terus menerus dalam kondisi yang memburukkan dalam jangka waktu yang lama.
Bahkan sampai saat penghujung waktu menghampiri. Naudzubillahimindzalik ..
Lalu, Bagaimana
menghindari agar jasad tidak selalu digerogoti kerugian ini ?
Rasulullah
telah berikan kita jalan untuk menjadi insan yang beruntung. Jalan cinta yang
sudah ia lalui dengan penuh rasa cinta untuk kita, umatnya yang tercinta. Jalan
yang berlimpah pahala meskipun ruh tak lagi diijinkan berada dijasad dan
ditimbun tanah. Jalan yang insya Allah kan hantarkan kita menuju tempat yang
mengalir dibawahnya sungai sungai. Jalan yang telah ia warisi untuk kita
teruskan, #JalanDakwah
Bismillahirrahmanirrahim ..
Agustus 2013, kami lalui dengan awal yang begitu baik. Niatan ikhlas
dengan senyuman merekah mengiringi langkah yang akan kami tapaki hari ini. Bagaimana
tidak ? Hari ini dunia akan menyambut kedatangan para penggerak-penggerak
dakwah yang baru. Para penggerak muda yang siap mendedikasikan diri untuk
senantiasa menghidupkan masjid. Dan kalian tau ini ttg siapa ? Yap. Ini tentang
Remaja. Tentang Remaja Masjid. Remaja Yang siap gebrak lingkungan untuk
menghias waktu kedepan dengan penuh Nuansa ketenangan yang mahal. Remaja dan
pemuda yang siap melukis warna dalam goresan goresan tinta keemasan hingga
menjadikan detik demi detik yang telah menunggu menjadi berharga. Bergelimang
rahmat Dan barakah dariNya. .
Kegiatan
ini berlangsung khidmat. Meski pemuda yang melangkahkan kaki ke masjid ini
sedikit sekali. Namun tak masalah. Karena untuk remaja masjid, kita tak
berbicara tentang kuantitas (jumlah) , melainkan tentang kualitas. It’s not about
Quantity , but about quality. Sedikitpun asal berkualitas lebih berharga
dibandingkan banyak tapi tak punya kompetensi . Buktinya dapat kita lihat dalam
sejarah, dimana dulunyapun islam bangkit dari pemuda yang sedikit jumlahnya
namun luar biasa kualitasnya. Hingga mereka telah mendobrak peradaban sehingga
Islam sampai kekita saat ini. Menjadikan nama mereka harum dan senantiasa
terkenang sampai nanti bumi digoncangkan.
Namun,
akhir acara berlangsung kurang mengenakkan. Sasaran yang ditargetkan dari awal
tak tercapai lantaran pengurus masjid tak memberi masa yang cukup dalam
mencerahkan. Tidak ada ruang yang diberi untuk menyelesaikan misi !
#RemajaMasjid Vs #BapakMasjid
Jika
kita angkat pembicaraan mengenai remaja (pemuda), maka pikir yang langsung
berdatangan dibenak kita ialah masa dimana setiap individu mencari jati diri
sebagai Insan. Yang acapkali pada fase ini, pola pikir dan tindakan pemuda
seringkali berjelajah mencari sosok yang layak untuk ditiru. Dan kebanyakan
sosok idola itu, umumnya tidak tertuju pada suri tauladan sepanjang zaman.
Rasulullah Muhammad Saw.
Lantas
apakah sebenarnya apakah definisi remaja (pemuda) itu ?
Secara
hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun. Sedangkan jika dilihat
secara biologis ,pemuda yakni manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan seperti adanya perubahan fisik.
Sedangkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai pemuda sebagai orang muda laki-laki;
taruna; orang yang masih muda; atau orang muda. Sedangkan definisi lain
menjelaskan ‘pemuda’ (youth) sebagai rentang waktu hidup antara masa
kanak-kanak dan kedewasaan; awal kedewasaan; status menjadi kurang pengalaman
atau belum dewasa atau muda.
Nah ,
gimana jika dilihat dengan kacamata Islam ?
Menurut Islam,
individu dikatakan telah menjadi pemuda ialah ketika ia telah sampai pada akhir
baligh. Dimana akal telah punya kemampuan untuk mengerti dan menilai akan hal
yang haq dan bathil. Saat masuk pintu pemuda inilah, seseorang individu
langsung tertimpa kewajiban untuk melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya.
Namun
kenyataannya , seringkala definisi ini tak berjalan semestinya. Godaan syaitan
dan hawa nafsu seringkali menyebabkan pemuda menjadi terseok seok dalam
menapaki jalan lurus dan menyimpang dalam cahaya kebenaran. Belum lagi serangan
yang diberikan para yahudi berupa serangan pemikiran dan budaya yang smakin
gencar gencarnya hingga menggoyahkan mereka untuk tetap tegak berdiri dalam
kebaiakan.
Tapi
seiring berjalannya waktu, kami menemukan problem mendasar yang cukup berperan
atas kondisi suatu pemuda (selain problem yang diatas). Kami menyebut ini
dengan istilah #RemajaMasjid Vs #Bapak
Masjid. Kenapa ? Karena memang tak ada sinergi yang baik antara keduanya.
Seakan-akan terbentuk sekat pemisah sehingga tidak ada konsolidasi yang bagus.
Ntah itu dari pihak #BapakMasjid
atau mungkin dari #RemajaMasjid itu
sendiri. Dari kasus diatas, kami mencoba mengkerucutkan problem kepada #BapakMasjid. Bukan berarti para remaja
telah bertindak pada posisi yang selalu benar, hanya saja , seringkali kendala
juga terdapat pada yang lebih tua bukan ?
Adapun
problem yang telihat disini Yakni, sedikitnya ruang yang diberikan orang tua ,
dalam hal ini #Bapak
Masjid untuk remaja mengeluarkan kreativitas nya dalam menghidupkan nuansa
islam disekitar. Sepele nampaknya. Tapi secara tidak langsung, ini akan memberi
dampak yang cukup besar dalam regenerasi penerus penggerak dakwah.
Bagaimana
mungkin para remaja bisa meneruskan tongkat estafet dakwah dari satu masa ke
masa yang lain jika tak ada ruang yang mereka punya untuk pengembangan soft
skill dan hard skill mereka ?
Bagaimana
mungkin remaja bisa menjadi cinta masjid sementara tak ada celah baginya untuk
mengekpresikan kecintaannya kepada masjid ?
Dan
jika kondisi ini terus berlangsung ,yang paling mengkhawatirkn kita semua dan
seharusnya menjadi momok bagi para #BapakMasjid
ialah Tak kan ada penerus imam yang akan memimpin shalat kedepan. Tidak ada
sosok yang mampu mendakwah menyerukan risalah Allah kepada seluruh umat . Tidak
ada anak muda yang mampu kumandangkan adzan dengan baik dan indah. Dan banyak
lagi !
Dan tentunya timbul pertanyaan, lah kok gitu ?
Langganan:
Postingan (Atom)