Senin, 11 November 2013

dia pahlawanku! pahlawan kita!

10 November 2013. Dalam rutinitas yang sesak padat ,pikir tergerak untuk sempatkan bergelut dihadapan sang pacar tercinta (laptop) .Waktu yang mepet tak jadi penghalang untuk tetap kebut luncurkan bait kata penyemangat. Kata demi kata pun rasanya ingin cepat cepat dituliskan agar jiwa yang lemah langsung menjadi kuat. Lelah dan letih langsung habis disikat. Malas yang tadinya saling berhimpit himpit kini berganti menjadi rajin yang berdempet dempet. Semuanya menyatu padu hingga yang didapat adalah percikan api semangat. Yang kobarannya melejit hebat tatkala minyak habis ditumpahkan. Hingga lahirlah semangat yang begitu lebat. #Kuat.
Indonesia kini sedang Reuni Sejarah. Rakyat sedang bernostalgia. Langkah kaki pun berjalan berbalik kebelakang untuk menelusuri jejak jejak sejarah yang diciptakan para pemuda (dulu). Pikirpun bekerja keras untuk mengupas tuntas segala memori yang tersimpan agar dapat kembali di ingat diri. Sejarah kelam yang berhasil diganti menjadi terang. Derasnya jerit peluru diubah menjadi ketenangan di semua penjuru. Penjajahan ditumpaskan, datang kemerdekaan. Darah yang dulu berserakan kini tak lgi tertumpahkan. Semangat mereka tlah hantarkan Indonesia masuk ke gerbang Kemerdekaan. Siapa Mereka ? Pahlawan !
Mereka yang mengobarkan semangat dimasa lalu, menuliskan nama mereka sebagai Pahlawan Negara ini. Indonesia pun mengakui mereka. Mengakui bahwa telah sempat hidup di tanah negeri sosok pemuda pemuda pemberontak kebathilan . Pemuda yang tak suka melihat kejahatan merajai hingga tergerak untuk lakukan perubahan di Negeri. Luar biasa pemberani. Menggebrak penjajah hingga tak betah untuk terus menjajahi. Hingga mereka pun terkalahi dan akhirnya injak kaki.
Itu hanya sebagian kecil gambaran yang menyejarah di Negeri kita. Namun itu hanyalah pengantar akan pahlawan yang justru sangat melegendaris. Yang hadirnya tak hanya mengubah suatu Negara. Tapi menerangi kehidupan dunia. Gelap akhlak menjadi tercerahi. Kebobrokan moral pun berhasil dihabisi. Derajat wanita begitu dihargai. Hingga akhirnya kebenaran meliputi muka bumi. Sosok inilah yang begitu kucintai. Bahkan seluruh umat Islam menyukai dan menyayangi. Kurasa kalian tentu kenal kemana arah pembicaraan kini . Kenal ? kurasa tidak. Kita tidak mengenalnya persis. Bahkan senyumnya pun kita tak pernah tau indahnya. Rupanya kita tak pernah lihat jelas. Tutur lembutnya tak dapat kita rasa. Penyayangnya pun masih dalam penantian kita. Selama ini kita hanya sebatas tahu. Tahu dari kisah yang telah diukirnya untuk kehidupan terbaik manusia. Sosok yang hidup dan matinya, lelah dan letihnya, darah dan perjuangannya dipersembahkan untuk kehidupan orang orang yang dia sayangi (KITA). Dan siapakah sosok yang sudah menyayangi kita sejak dulu ? Yap. Sosok tercinta. Nabi Muhammad Saw.
Jika hari ini, Indonesia mengenang para pejuang terdahulu. Maka dengan lantang akan kubawa namanya dalam baris pertama sosok kepahlawan. Kepahlawan tiada tara dan tak kan mampu tertandingi. Mencintai seluruh dunia, walau caci mengarah kemuka. Derita kita bersedia ditanggungnya tatkala nyawanya diambang penjemputan.
“Jika memang begini sakitnya sakratul maut, maka timpakanlah sakitnya sakratul maut sluruh umatku kepadaku”. (Muhammad saw) .Hingga Ummati, Ummati, Ummati terdengung jelang akhir masanya.
Tak bertemu namun mencintai. Tak bertatap namun sudah merindui. Wajar jika kita mencintainya. Merindukan sosok kepahlawannya disini. Didunia. Walau raganya tak lagi berjalan, namun akhlaknya (Al-Qur’an) dapat kita terima. Namun tentunya rindu tk kn pernah habis jika tak bertatap muka langsung bukan ? Kita telah kehilangan kesempatan pertama untuk bersua didunia dengannya. Tapi , tak berarti tak ada kesempatan untuk melihat sang tercinta. Kita masih punya kesempatan. Wajah dan senyumnya masih mungkin kita lihat. Caranya ? cukup teruskan risalahnya dan beramal ma’ruf nahi mungkar. Di surga, ia (Muhammad saw) menunggumu.
Allahumma sholli’ala saydina Muhammad, Wa’ala alii Muhammad.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;