Bismillahirrahmanirrahim ..
Agustus
2013, hari ini kami kembali ingin mencoba menggiring kita semua dalam jalan istimewa
yang telah dilalui oleh sosok teristimewa. Jalan cinta yang telah mengisi
hari-hari pribadi tercinta dalam menyebar kebaikan. Dan jalan pilihan yang
telah ditempuh seorang hamba terpilih untuk menggebrak kejahiliyahan Quraisy
(dulu). Lalu mengubahnya menjadi jalan penuh cahaya yang kemudian kan hantarkan
kita ketempat terang nantinya. Dan semua ini mengarah kepada sosok pengajar
handal. Tentang Kekasih Allah, Muhammad Saw dan tentang jalan yang telah
dilaluinya, #Jalan Dakwah.
Dalam tulisan sebelumnya, kami juga
menempatkan pemuda dalam suatu sorotan. Dan kali inipun tak ada bedanya. Tetap
sama. Tetap mengkonsentrasikan focus kepada para pemuda, pemuda dan Pemuda .
Mengapa ?
Pada masa
muda ini , semua potensi berada pada titik perkembangan yang optimal. Dimana
Kekuatan fisik, ketajaman pemikiran, keluasan ide, pergerakan yang aktif
berkumpul menjadi satu sehingga menghasilkan potensi yang luar biasa besar.
Sangat disayangkan jika masa ini habis begitu saja tanpa ukiran prestasi.
Dilewati bak angin lalu yang hanya membawa debu debu kotor tak berfaedah.
Menempel di cermin kalbu dan menyisakan flek flek yang menutupi hati hingga
lupa diri untuk terus mengabdikan potensi yang dimiliki sampai dijemput perkara
pasti, yaitu mati. Merugi sekali !
Namun
fakta berkata lantang, bahwasanya banyak pemuda kini yang menghamburkan masanya
untuk perkara yang sia. Fisiknya dibawa pergi tak tentu arah mengikuti tren
yang jelas tak syar’i. Pikirnya dibiarkan larut dalam pengaruh pola pikir barat
yang mengagung-agungkan perkara hedonisme. Idenya hanya dibiarkan beterbangan
untuk hal yang dapat hadirkan kepuasan pribadi. Dan pergerakan dan waktunya
diabdikan banyak untuk kepentingan dunia. Padahal Allah swt berfirman :
“Demi
Masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang
beramal sholeh serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Q.S
Al Ashr 1-3)
Tentunya
kita tak pernah mau dalam segala perkara yang merugi. Sama sekali tidak mau,
Dan tak kan pernah mau ! Tapi kehidupan kini menggambarkan bahwa kita sendiri
lah yang telah menerjunkan diri dalam jurang kerugian. Membiarkan diri ini
terus menerus dalam kondisi yang memburukkan dalam jangka waktu yang lama.
Bahkan sampai saat penghujung waktu menghampiri. Naudzubillahimindzalik ..
Lalu, Bagaimana
menghindari agar jasad tidak selalu digerogoti kerugian ini ?
Rasulullah
telah berikan kita jalan untuk menjadi insan yang beruntung. Jalan cinta yang
sudah ia lalui dengan penuh rasa cinta untuk kita, umatnya yang tercinta. Jalan
yang berlimpah pahala meskipun ruh tak lagi diijinkan berada dijasad dan
ditimbun tanah. Jalan yang insya Allah kan hantarkan kita menuju tempat yang
mengalir dibawahnya sungai sungai. Jalan yang telah ia warisi untuk kita
teruskan, #JalanDakwah
Bagi
kalangan awam, pengertian dakwah seringkali disempitkan maknanya, hanya
diartikan sebatas ceramah, khutbah atau pengajian saja. Secara etimologis, Kata
dakwah berasal dari bahasa Arab “Da'wah”
yang berarti memanggil, mengundang, dan mengajak. Sedangkan
secara bahasa berasal dari kata da’a, yad’u, da’wan, du’a yang berarti
mengajak, memanggil, seruan, dan permohonan. Dari beberapa definisi diatas, dapat
kita simpulkan bahwasanya Dakwah ialah upaya mengajak orang lain seperti
tertera diujung surah Al Ash ayat 3 yang“Saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Seringkali
kita memandang, bahwasanya dakwah hanya boleh diemban oleh para orang tua, para
cendikia, dan para ulama. Bahkan emang begini lah nyatanya. Jarang kita temukan
pemuda yang mendedikasikan dirinya untuk dakwah. Jarang kita lihat pemuda yang
menyampakaikan risalah disetiap mimbar-mimbar pengajian. Jarang sekali ! Padahal
jika saja segala potensi yang dimiliki para setiap pemuda muslim diberikan
untuk dakwah, mungkin akan bisa menyamai goresan prestasi yang telah diukir Mushab Bin Umair. Seorang pemuda yang
mengabdikan kecerdasan, kemampuan, dan talentanya yang luar biasa untuk Islam.
Berdakwah menyeru penduduk Madinah untuk mentauhidkan Allah dan memeluk Islam.
Sehingga sampai kini abdinya tercatat dalam sebuah prestasi sebagai Duta
Pertama Umat Islam. Luar biasa bukan potensi pemuda ??
Kita
seringkali beranggapan bahwasanya sulit sekali untuk berdakwah. Butuh pemahaman
Islam yang super tinggi dilengkapi dengan amal Ibadah yang super duper juga.
Padahal tidak juga. Rasulullah saw bersabda :
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Nah, dari hadist ini jelas bahwasanya kita
diberi kemudahan untuk menyeru kepada kebaikan dan kebenaran walaupun hanya dengan
1 ayat. Lagipula , dakwah tak menjadikan “sempurna” sebagai syarat wajib
seorang pendakwah. Karena jika dakwah menuntut kesempurnaan, maka kita tak akan
jumpai pendakwah dimuka bumi ini. Kenapa ? Karena tak ada pribadi yang sempurna
! benar atau betul ?? J
Sebagaimana yang pernah diungkapkan
Imam Hasan Al Bashri : “Sesungguhnya
ketika aku menasehati kamu, bukanlah berarti aku yang terbaik dikalangan kamu.
Bukan juga yang paling soleh dalam kalangan kamu, karena aku juga pernah
melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang hanya dapat
menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, niscaya tidak akan ada pendakwah.
Maka akan sedikitlah orang yang member peringatan”
#Jalan dakwah. Dijalan ini kita mereguk minuman kebaikan. Mengalirkannya kedalam kerongkongan hingga membersihkan hati kita dari noktah hitam yang terdapat di kalbu ini. Hingga bersih suci.
#Jalan dakwah. Dijalan
ini kita akan menemukan akhir perjalanan yang indah. Bergelimang pahala hingga
kita semua mendapatkan moment berharga untuk selamanya tinggal di SurgaNya.
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan,
maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang
mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang
mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia
memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa
dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu."
(HR Muslim)
Untuk itu, marilah kita optimalkan potensi
yang diberi ini untuk kebaikan. Tak hanya untuk pribadi. Tapi juga untuk islam.
Semoga kelak kita mendapatkan diri kita, sebagai pemuda yang berkumpul bersama
pembimbing terbaik , Nabi Muhammad Saw di Surga. Aamiin ...
Semangat !
*Catatan untuk kita semua para pemuda yang masih punya ruh dijasad. Berdakwahlah. Serulah setiap manusia menuju jalan kebaikan. Hingga nanti kematian kan menjemput kita dalam peristirahatan hakiki dengan jasad mati. Namun, amalan dan ganjalan pahala akan senantiasa membuat kita hidup, mengalir terus hingga terompet sangkakala dibunyikan. *
0 komentar:
Posting Komentar