Jumat, 03 April 2015

Bagaimana cara kita mati ?


“Dan tiadalah kehidupan dunia Ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang Sebenarnya kehidupan, kalau mereka Mengetahui”. (Al 'Ankabuut:64)

~~~

Kematian adalah pelajaran terbaik .Tak ada yang luput dari penjemputannya. Dunia dan kefanaan nantinya pasti akan meninggalkan kita dan hidup kita. Sang musafir akhirnya harus melanjutkan perjalanan menuju akhir. Menyenangkan atau bahkan mengerikan tak ada yang kita tau . Hasil tergantung bekal yang kita bawa, ketakwaan yang terpatri di dada, dan pengabdian total sebagai seorang hamba. Harta tak akan membersamai, jabatan akan terpisah. Hanya amal yang akan menerangi disaat tak ada cahaya yang bisa menyinari.

Setiap kita pastinya akan menjumpai kematian. Kepastiannya mutlak . Hanya waktu penjemputan yang masih gaib. Ia mengintai siapapun, tak pandang umur dan tak lihat dimanapun kita berada. Waktu sedetikpun tak dapat kita majukan dan sedetikpun tak bisa ditangguhkan waktunya. Akhir akan datang tepat waktu . Dan sudah sejauh ini kita hidup, apa yang sudah kita beri ? Sudahkah perbekalan yang kita kumpulkan hari ini mencukupi ?  Sudahkah kita berkontribusi untuk menyebarkan risalah para nabi ? Dan sudahkah kita menebar kebaikan kepada penduduk bumi?

Atau ..

Selama nafas diberi, tak ada bekal yang kita kumpulkan. Tak ada amal yang kita lakukan. Tak ada ketaatan dan pengabdian yang kita tunjukkan . Tak ada kebaikan yang kita sebarkan. Yang manakah kita ? 

Bagaimana cara kita menjemput kepastian akan kematian jika hari ini kita masih disibukkan dengan dunia kita, menumpuk harta dan mengejar tahta ? 

Bagaimana cara kita menjemput kematian yang akan datang jika hari ini kita tak henti henti membangkang perintah-Nya , kasar terhadap makhluk, dan tak sedikitpun kebaikan yang kita sebar ?

Maka, perhatikanlah terhadap sikap congkak kita . Dunia yang pasti berakhir tapi kita masih saja mengutamakannya. Harta yang pasti kita tinggalkan tapi kita terus menumpuknya. Jabatan yang tak selama disandang terus kita kejar, sikut sana sikut sini , padahal ia pun kita tau tak akan membersamai kita.

Perhatikanlah sikap acuh kita, kematian yang pasti akan datang sudah sejauh mana kita persiapkan? Hidup yang akan berakhir sudah sebanyak apa memberikan kebaikan ? Sudah sebesar mana ketaatan dan pengabdian kita tunjukkan ? 

Maka di usia yang terus berjalan, pikirkanlah , apa bekal yang akan kita bawa ? amal apa yang bisa kita unggulkan ? Bukankah sebaik baik mati ialah membawa bekal . Dan sebaik baik bekal adalah ketakwaan . ?

Untuk hari hari yang kita lalui, kontribusi apa yang telah kita beri bagi agama ? Kebaikan apa yang telah kita sebar untuk umat ? Bukankah kebaikan adalah bekal . Dan bekal kebaikan akan menyelamatkan ?

Penentu keberhasilan hidup kita didunia tak tergantung besarnya harta yang kita kumpulkan dan tinggi jabatan yang kita sandang. Tapi, kesuksesan terbesar adalah ketika bekal yang kita telah siapkan mampu jauhkan kita dari cengkraman neraka dan hantarkan kita ke Surga-Nya .

Allah swt berfirman :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah SUKSES. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan".( Ali 'Imran:185).

Karena kita pasti mati , bagaimana cara kita menjemput kematian ? Diposisi khusnul khotimah atau malah su'ul khotimah ? Mati dalam keadaan terbaik atau justru dalam keadaan terburuk ? #TanyakDiri

Karena kita pasti mati, mempersiapkan bekal amal tentunya akan menyelamatkan. Menikmati setiap pengabdian tentunya sangat menentramkan. Tentramkan hati didunia , dan tentramkan kehidupan di akhirat. #TanyakDiri

Sudah sejauh ini kita hidup, ketaatan apa yang kita beri hingga layak menjadikan kita para pemenang di akhirat nanti ? Sudah selama ini kita hidup, sudahkan kemenangan yang kita inginkan kita realisasikan dalam tindak tanduk perilaku kita ? Atau hanya sebatas angan angan kosong tanpa ada wujud realisasi nyata ? #Tanyak Diri

Kemenangan akhir bukan hanya harapan kosong yang tak perlu pembuktian. Ia ada untuk diraih dengan sejuta asa yang kita tunjukkan. Ia ada untuk kita gapai dengan langkah kaki yang kita ikhlaskan untuk-Nya. Maka, masih seriuskah kita menyiapkan bekal ?

Tanyakan pada diri. Semoga kita lekas sadar dari tidur panjang kita dan mulai bangkit untuk terus membenahi diri. 

Semangat berbakti kawan. Selamat menikmati pengabdian sampai mati :)

"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan".(An-Nuur:52)



0 komentar:

Posting Komentar

 
;