Agustus
2013, Aku tak bisa // aku tak mampu lakuin itu // awak ni apalah ye kan // dan masih banyak lagi hal yang sering kita lisankan. Terucap
mulus dari lidah seorang pemuda. Ya , inilah kita, #pemuda . Terkadang tanpa sadar, kita seringkali menyalahkan keadaan yang dimiliki
diri. Merasa pesimis jika yang lain optimis. Mudah menyerah disaat yang lain
begitu pantang kalah. Senang berbalik arah ketika yang lain terus maju melangkah.
Sibuk beritirahat, padahal yang lain begitu ligat , sampai tiap peluang pahala pada
habis diembat, tuntas disikat.
Umumnya
begitulah potret para pemuda kini. Membiarkan diri terus dalam sugesti yang tak
berarti hingga tak ada motivasi untuk mengembangkan skill sendiri. Padahal
waktu depan telah menanti, sosok pemuda pemudi yang punya potensi untuk
diberikan kepada seluruh pribadi dimuka bumi ,bukan hanya untuk diri sendiri.
Allah swt. Berfiman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” .
(QS. Ar Ra’d: 11).
Bagaimana mungkin bisa pintar sementara baca 1 bukupun malas
dan tak kelar-kelar ?
Bagaimana mungkin bisa hebat sementara latihan tak dilakukan terus scra rutin ?
Bagaimana mungkin dulu kita bisa jalan kalau kita menyerah untuk belajar berdiri ?
Bagaimana bisa ?
Bagaimana mungkin bisa hebat sementara latihan tak dilakukan terus scra rutin ?
Bagaimana mungkin dulu kita bisa jalan kalau kita menyerah untuk belajar berdiri ?
Bagaimana bisa ?
Akal
beserta segala kemampuannya emang karunia dari Allah swt. Tapi bukan berarti
kita hanya berdiam diri menerima keadaan tanpa mau berusaha mengembangkan. Bukankah Allah telah karuniakan kita banyak potensi untuk ini ? Bayangkan jika #Mata banyak kita habiskan untuk membaca, #Kaki banyak kita gerakkan menuju lokasi ilmu berada, #Telinga banyak kita manfaatkan untuk mendengar ilmu
yang masuk, #Tangan kita maksimalkan untuk
menulis segala pengetahuan yang kita dapatkan, apakah bodoh kan tetap
mengelabui diri ? Tidak bukan ? Malah jika potensi ini kita optimalkan,
kepintaran akan datang menghampiri.
Namun inilah kita, pemuda.
Seringkali menginginkan hal hal yang instan. Malah terkesan lebih menunggu
keajaiban ,hingga tak payah payah dirundung kecapekan. Banyak duduk otak pintar
? Tak olahraga badan sehat ? Akhirnya banyak menung dan #NGIMPI. Padahal contoh terbaik
telah ajarkan kita untuk terus berikhtiar hadapai segala persoalan. Terus
berusaha dan melatih potensi sehingga mampu berkembang sesuai dengan apa yang
diingini.
Lihatlah beliau, dilempari batu
dan kotoran, bahkan terkadang tubuh tergores dan darah bercucuran, namun tak
menyerah untuk terus menyampaikan risalah. Bahkan ikhtiar terus beliau
tingkatkan hingga akhirnya islam tertancap dihati hati kita kini. Coba
bayangkan jika saat itu, beliau contohkan akhlak mudah menyerah. Bagaimana
kondisi kita hari ini ? Mungkin islam tak kan sampai ke masing-masing kita.
Malah bisa jadi kita masih dihantui pemikiran yang kolot dan jahiliyah.
Kelahiran anak perempuan tak menyenangkan hati malah memanaskan hati. Dan
banyak lagi. Naudzubillahimindzalik.