Manusia
adalah makhluk social, yang tak mampu individualis dalam menjalani hidup
didunia. Setiap dari kita akan mencari sosok terbaik yang akan menemani kita
mengisi lembar kehidupan, agar tak hanya kosong tak bergores dan tak hanya
putih tanpa berwarna. Lembar demi lembar akan terus terisi, namun yang mampu
menambah warna terbaik lah yang akan tinggal. Menetap dalam setiap waktu kita ,
dan menemani kita melalui hidup didunia ini. Dan kita memanggil mereka teman.
Setiap
kita tentunya memiliki teman , (mungkin) hasil dari pencarian yang panjang. Dan
sebelum ditemukan, tentunya juga telah banyak orang yang datang mencoba
menambah warna dalam lembar kita. Nah, dari sekian banyak inilah kita dan hati
kita menjatuhkan pilihan untuk terus membersamainya dalam hidup.
Manusia dengan segala sifatnya yang
beragam , menjadikan setiap orang juga punya criteria tersendiri dalam mencari
teman. Namun, sebaik baiknya diri dan sebaik baiknya teman yang dicari adalah
yang bisa memberikan manfaat kepada kita. Bukan tentang kemanfaatan fisik,
seperti harta, popularitas dan sebagainya. Melainkan teman yang dengan
kehadirannya menentramkan jiwa, membangunkan semangat, dan mengokohkan
pendirian kita untuk terus dalam ketaatan pada-Nya.
Rasulullah
Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak
ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani
Tidak
bisa dipungkiri, bahwa lingkungan berperan lebih dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Kecendrungan kita yang mudah terwarnai dan ikut ikutan, menjadikan
teman yang baik adalah sahabat yang bisa membantu kita dalam mewarnai lembar
dengan pewarnaan indah. Berhias kebaikan yang berbingkai dalam ketaatan kepada
Allah swt. Yang mengingatkan disaat kita menyimpang dan menguatkan disaat kita futur.
“seseorang menurut agama kawannya, maka hendaklah setiap seorang dari kamu melihat siapa yg harus
dipergaulinya." (HR. Ahmad)
Jika hari ini kita berada dalam lingkaran kebaikan, maka bukan murni karena itu adalah pilihan kita. Bukan murni karena kita yang telah menentukan jalan. Melainkan kehadiran mereka lah yang (mungkin) menjadi wasilah kita untuk memilih dan bernyaman nyaman disini. Berjuang menyebar kemanfaatan bersama membawa warna mengurangi pekatnya lingkungan,Jika hari ini kita masih bertahan dijalan ini, maka tak sepenuhnya karena kita kuat hadapi segala godaan yang datang silih bergantii. Bukan murni karena kuatnya kita. Melainkan karena mereka selalu memapah kita disaat kita mulai sakit berletih letih. Bersedia merangkul , serta mengambil beban yang membungkukkan kita ke bahunya. Bukan karena berat tak ada ditanggungnya, melainkan karena mereka ingin kita tetap disini membersamainya dan juga agama ini.Jika sampai detik ini kita masih tetap di jalan lurus ini, maka tak sepenuhnya karena kita yang mampu melawan ajakan menyimpang jalan. Bukan murni karena keteguhan kita untuk terus maju. Melainkan karena mereka yang selalu bersedia membersamai kita disaat (mungkin) kita telah sampai dititik jenuh hidup. Menemani kita beristirahat sejenak membuang penat ,tanpa berpikiran untuk meninggalkan kita sedikitpun. Bukan karena mereka penat untuk terus berjalan, melainkan karena mereka ingin kita sampai ke tujuan bersama sama ,tanpa meninggalkan kita dibelakang mereka.Jika sampai sekarang kita masih dalam lingkungan (islam) ini, maka tak sepenuhnya karena kita memang istiqomah menapakinya sejak awal. Bukan murni karena itu. Melainkan karena mereka yang tak bosan menguatkan disaat setan mulai masuk ke titik terlemah kita. Yang selalu berbagi senyum dan genggam penyemangat untuk membantu kita mengembalikan ruh yang terusik keteguhannya.Jika sampai sekarang kita masih disini, masih dijalan lurus ini dan masih dalam lingkungan (islam) ini, maka sepenuhnya bukan karena kuatnya kita secara pribadi. Melainkan, karena mereka yang membersamai kita menghimpun kekuatan untuk tetap berdiri disini. Yang tak pernah melupakan kita, bahkan disetiap ia memanjatkan doa. Membawa nama kita dalam lirih khusu’nya agar kita senantisa kuat untuk tegar berdiri disini. Agar kita tak jatuh berguguran diterpa angin dunia yang melenakan. Agar kita … Tetap disini.. Membersamai agama ini sampai maut menjemput kita diujung usia.
Terimakasih
kawan, penyejuk lara disaat muka kusam. Penyemangat disaat hati kusut . Semoga kita tetap bersama,
sekarang dan nanti . Aamiin ~
2 komentar:
kalo kusut disetrika aja ri, kalo ga mempan, bawa ke laundry :D
good job!!!
laundry mana bisa nyetrika hati kak ? haha -_-
Posting Komentar