Saat kita
jatuh cinta, dia tak lagi dia yang biasanya. Mata kita akan melihatnya unggul
dibandingkan dengan siapapun juga. Dia tak tertandingi siapapun, dan akan
menang dalam segala hal. Saat kita jatuh cinta, dialah satu satunya.
Saat kita
jatuh cinta, dia akan datang tak seperti
biasanya. Dia akan datang sesering dan kapanpun juga. Karena Wujudnya
tak cuman dilihat oleh bola matamu saja. Tapi penglihatan akalmu akan
menangkapnya jelas diingatan kepala.jsia
Saat kita
jatuh cinta, gejolak akan terus dan terus dibuat olehnya. Meskipun faktanya ia
hanya diam tak melakukan apa apa. Tapi, hal darinya akan selalu hadirkan
suasana itu. Tak hanya melihat dan mendengar, bahkan mengingatnya saja sudah menambah
kencang denyut jantung kita. Semakin cepat dan semakin cepat, dan kadang susah
untuk ‘ditutupi’.
Saat kita
jatuh cinta, gejolak yang tak tertahan kadang begitu mudah kita lepaskan. Kita
keluarkan oleh ungkapan ungkapan, yang menunjukkan segala yang ada
diperasaan.Akhirnya cinta dan sayang pun begitu mudah dilontarkan.
Saat kita
jatuh cinta, ya begitulah kita. Dengan segala kemampuan dan keterbatasan
penutupan, terkadang berhasil dikalahkan oleh rayuan musuh bebuyutan yang
selalu berhasil menyelinapkan bisikan dalam setiap gejolak yang kita rasakan.
Setan dan setan. Mereka tak akan puas lancarkan serangan, apalagi masalah
perasaan. Tentunya dia akan memanfaatkan dengan menggempur dan menyerang habis
habisan.
Kita
tetaplah kita, makhluk biasa yang selalu sulit melawan masalah yang satu ini.
Terutama kita, para muda mudi yang mudah sekali menjadi korban hasutan setan
yang mengajak kita untuk mewujudkan rasa lewat jalan yang tentunya dilarang.
Pacaran . Ya, kebanyakan muda mudi kita selalu sulit melawan hasrat ‘pacaran’
mereka. Hingga akhirnya jangan heran jika banyak yang pacaran mesti jelas jelas
ia mengetahui dalil tentang larangan pacaran. Toh, para pecinta nantinya akan
selalu mengeluarkan pembenaran. Pembenaran yang tentunya berlainan dengan apa
yang telah di perintahkan. Dan semuanya akan selalu berdalihkan dengan alasan
yang sama, yakni cinta. Cinta yang ingin bersama . Cinta yang sulit melepaskan.
Postingan
kali ini, tidak akan membahas tentang definisi cinta dan para pecandunya. Bagi
yang merasa ianya penting untuk diketahui, silahkan baca postingan lama saya
mengenai Cinta Beda Versi. Tentang
Cinta yang berbeda dan cinta yang melawan cinta kebanyakan orang kini.
Tidak
dibenarkannya pacaran tentunya acap kali menimbulkan pertanyaan bagi para
penikmat cinta, “Lantas untuk apa cinta jika cuman untuk didiamkan ? Bukankah kami bersama karna kami saling
mencintai ? “
Inilah
acapkali alasan dan pertanyaan yang sering timbul dikarenakan cinta ini.
Terlebih ketika dalil telah terpaparkan jelas dan larangan ‘pacaran’ pun mulai
dilontarkan. Pembenaran inipun akhirnya akan keluar untuk menutupi kesalahan
yang telah diperbuat. Seolah olah cinta lah yang telah menyesatkan mereka ke
jalan yang salah. Seolah olah karunia cintalah yang salah, dan cinta lah yang
telah menjebak mereka. Alah, alasan tentang apalagi ini -_-
Perlu
kita pahami bersama, bahwa cinta hanyalah cinta. Yang akan tetap jadi cinta
meskipun kita pendam ataupun kita katakan. Yang akan tetap jadi cinta, walaupun
kita pacaran ataupun tidak. Cinta tetaplah cinta yang suci, dengan segala kefitrahan
yang telah Allah karuniakan padanya.
Lantas, jangan katakan kita pacaran karena cinta yang kita punya. Tapi
katakan lah kita pacaran atas kehendak kita sendiri. Bukannya ini lebih baik
kedengarannya dari pada menyalahkan cinta dengan segala kesuciannya ? Toh,
nyatanya kitalah yang menginginkan untuk itu (pacaran), bukan cinta kita.
Lantas ,
bagaimana cara kita menghadapinya (cinta) ?haruskah kita melawan ? menghentikan
? atau membiarkan ?
Cinta
merupakan anugerah yang Allah swt berikan kepada setiap kita. Bentuk rasa yang
fitrah kita sbagai manusia. Allah swt berfirman :
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu :
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS
Ali-Imran ayat 14)
Cinta
adalah rasa. Rasa bisalah jadi tentang perasaan. Dan mungkin cinta yang sering
kita rasakan adalah cinta yang sulit kita lawan. Karena nyatanya ia memanglah
lawan kita. Lebih tepatnya, lawan jenis kita :p
Setiap
kita tentunya memiliki kecenderungan sendiri dalam menghadapi cinta. Ada yang
memilih untuk mewujudkannya dalam jalan pacaran. Ada yang tak ingin salah jalan
namun sulit menahan perasaan. Ada yang berupaya melawan agar ianya tak habis
terhasut godaan. Begitulah mungkin kita dengan tipikal kita yang berbeda satu
dengan yang lain.
Hanya
saja, kali ini ingin menawarkan pendapat pribadi menanggapi cinta dengan segala
usaha yang harus dilakukan. Silahkan diterima jika segala yang dipaparkan dapat
kalian ambil pelajarannya. Dan maafkanlah jika ianya justru bertentangan dengan
apa yang kalian pikirkan. Maafkanlah karena mungkin kita memiliki perbedaan
cara dalam menyelesaikan dan memanage rasa ini. Toh, apapun caranya, selama ia
nya tak bertentangan dengan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya, itu
bukanlah suatu masalah. Banyak jalan untuk mencapai tujuan. Dan tentunya tujuan
kita tak hanya sekedar sampai di tujuan. Tapi, sampai di tujuan dengan melewati
jalan yang benar dan diridhoi oleh-Nya. Oke ..
“Cinta
itu hadiah. Hadiah itu kado. Kado itu special”
Mungkin
ini adalah salah satu analogi yang bisa dipakai untuk menggambarkan semuanya. Tentang
cinta ini. Yakni, bahwa cinta adalah hadiah. Hadiah yang Allah swt berikan
kepada setiap kita. Hanya saja, kado ini bukanlah kado biasa yang mungkin
seringkali kita terima. Kado ini tak serta merta harus kita buka dan kita lihat
saat kita mendapatkannya. Kado ini tak harus kita keluarkan saat itu juga. Kado
ini tidak lah begitu. Ia lebih special dibanding kado apapun yang telah kita
terima. Maka itu, ia harus tetap dijaga dalam kondisi rapi tak kusut apalagi
ronyok sana sini. Ia harus tetap indah walau mungkin kita bawa kesana kemari.
Ia harus tetap terjaga dalam bungkusnya sampai waktu mengijinkan kita untuk
membukanya. Harus tetap indah sampai kita boleh mengeluarkan isinya. Harus
tetap bagus sampai waktunya tiba. Ingatlah, ia bukanlah pemberian makhluk yang
biasa kita buka saat kita terima. Kado ini tidak lah begitu. Ia pemberian
dari-Nya yang tak akan mampu ditandingi oleh pemberian makhluk manapun.
Pahamilah bahwa kado ini Dari-Nya, bukan darinya. Walaupun makhluk itu tempat
tertuju rasa, tapi tetap saja anugerah ini bukanlah darinya. Tapi dari-Nya.
Maka dari
itu, sebisa mungkin jagalah ia sampai waktu yang akan membukanya sendiri.
Simpanlah sampai datang dia yang akan menjemput. Simpan dan jagalah ia sebisa
mungkin. Tetaplah tenang walaupun ia hadir mengusik kita dan segala ketenangan
yang kita rasakan. Tetaplah kalem walau mungkin ia sulit untuk ditutupi.
Biarlah segala sikap canggung tampak samar asalkan tetap pegang komitmen untuk
tak membukanya pada siapapun sebelum tiba. Biarkanlah ia dengan segala
sensasinya. Melawan hanya akan menambah frekuensi getaran. Melawan hanya akan
semakin mengingatkan. Menghentikan ? Ntahlah, rasanya sulit untuk melawan
fitrah yang satu ini. Bukankah kita hanya diperintahkan untuk tak salah ambil
jalan dan berpacaran ? lalu dengan rasa ini ? Bagaimana jika kita berdamai dan
genjatan senjata didalam hari hari kita ? bagaimana jika kita biarkan ia hanya
berperang dihati kita saja ?
Bersabarlah :)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang."(QS Maryam ayat 96)
0 komentar:
Posting Komentar