Minggu, 26 Januari 2014

Karena Kehidupan Tak Ada Sesi Kedua


Tak ada yang lebih menakutkan dan menggetarkan hati selain membahas tentang pemutus kehidupan. Pemberhentian pengabdian seorang hamba menuju pembalasan atas abdi yang diberi semasa berkelana didunia. Sebuah Pintu menuju gerbang kehidupan kekal dan abadi . Pintu yang menghubungkan dunia kini ke Ruang tak terbayangkan yang sudah lama menunggu untuk ditempati. Ntah ianya tempat yang menyenangkan hati dan menyedapkan mata, Atau malah tempat derita yang penuh dengan balasan siksa akibat durhaka pada-Nya.


Ini tentang kematian. Tentang sarana penghapus kenikmatan dunia menuju pembalasan yang adil. Tentang keberpindahan ruh dialam kefanaan menuju alam tempat berkekalan. Alam dimana semua perkara akan diberikan perhitungan dan ganjaran . Kebaikan dinilai kebaikan. Dan keburukan dinilai keburukan. Semua akan ditimbang untuk mengukur besar kecilnya ketaatan yang diberikan semasa hidup dan bertebaran dibumi. Hisab Allah adalah perhitungan teradil. Hisab yang akan memperhitungkan perbuatan sampai bagian terkecil sekalipun. Semuanya akan dihitung tuntas tanpa tersisa sama sekali. Dan tolong ingat dan resapi bagian terpenting ini (Hisab) , karena disinilah penyeleksian antara seorang pengabdi dan seorang pembangkang dilakukan. Siapa yang layak mendapati surga , maka ia akan menempatinya . Dan yang layak tinggal di neraka, mereka juga akan menempatinya. Naudzubillahi mindzalik.

Setiap manusia pada dasarnya akan sampai kefase ini. Mau tidak mau, bersedia atau tidak, siap atau belum. Fase ini akan datang sebagaimana yang telah ter” setting” di buku kehidupan , dilauhul Mahfudz. Tak ada yang mampu mencegah kehadirannya dan tak ada yang mampu mempercepat kedatangannya. Ianya akan menjemput tepat waktu, sesuai dengan takdir yang telah digariskan .

Allah swt. Berfirman :

 "Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali 'Imran : 185).
Kematian memang akan mendatangi setiap kita. Ini perkara pasti dan akan terjadi. Nah, sekarang masalahnya ada pada kita. Mau kita apakan kehidupan dunia yang cuman sekali dan tak ada gantinya ini ? Sibuk dengan keduniaan ? Sibuk dengan akhirat ? atau malah menyeimbangkan dunia dan akhirat ?
 
Karena ianya adalah perkara yang pasti menjemput. Maka penting kiranya untuk menyiapkan banyak pundi pundi pahala agar keberpindahan kita ke akhirat menjadi hal yang menyenangkan. Namun, ada satu hal yang ingin ditekankan pada tulisan kali ini. Terkait dengan “Penyesalan Pembangkang ” di akhirat nanti. Sebagaimana Firman Allah :
“Hingga kelak bila maut telah datang kepada masing-masing mereka, dia akan berkata: Tuhanku; kembalikan sajalah aku ke dunia. Supaya aku kerjakan amal yang shalih, yang dahulu telah ku­tinggalkan. Tidak sekali-kali! Itu cuma kata-kata yang diucapkan­nya saja. Sedang di belakang mereka telah ada barzakh (din­ding pembatas), sampai kelak kepada hari mereka akan di­bangkitkan. (Q.s Al Mukminun : 99-100)
Al-Qur’an adalah Kalam Allah. Semua yang tertulis didalamnya adalah hal hal kebenaran yang pasti akan kita dapati nanti. Nah, berkaca dari ayat diatas, sangat jelas sekali dikatakan bahwasanya nanti akan ada sekelompok orang yang akan meminta untuk dikembalikan kedunia (lagi). Tujuan permintaan ini ialah agar ia punya “kesempatan kedua” untuk melakukan pengabdian dan ketaatan. Namun, apakah permintaan mereka dikabulkan oleh Allah ? Apakah kesempatan hidup untuk kedua kalinya bisa mereka dapati ?  Jawablah dalam hatimu, karena saya yakin bahwa setiap muslim sudah tau dan dapat menjawab ini semua dengan benar. :)

Sebagaimana Firman Allah yang telah tercatat diatas, saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenung dan berpikir secara seksama. Berharap agar kebenaran dalam rongga dada dapat menggetarkan keimanan. Hingga hijab yang dulu menutupi qolbu bisa tersibak dan akhirnya melahirkan perbuatan perbuatan yang ber-aroma kebaikan dan bernuansa kebenaran. Jalan yang melenceng berubah haluan ke arah lurus. Dan akhlak keburukan berganti dengan sifat sifat yang terpuji.

Sekali lagi silahkan renungkan dan pikirkan dengan seksama . Namun sebelum itu, saya harap pembaca juga hadirkan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang akan ditimbulkan nanti . Oke, sudah bisa kita mulai ?

Yap. Kita Mulai ..
1.   Bukankah Al-Qur’an adalah Firman Allah yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya ?
2.   Bukankah Al-Qur’an adalah petunjuk yang selalu mengatakan kebenaran dan tak ada dusta didalamnya ?
3.   Apakah kita meragukan Firman Allah diatas yang menggambarkan bahwa “akan ada golongan yang meminta dihidupkan kedunia (lagi)”?
4.   Bukankah Al-Qur’an adalah kitab yang menjelaskan kebenaran ?
5.   Lantas jika ianya telah digambarkan didalam Al-Qur’an, Bukankah ini merupakan pemberitaan kebenaran ?
6.   Jika Al-Qur’an sudah berkata demikian, bukankah “ Semakin memberikan kepastian bahwa akan benar benar ada golongan yang menyesal” ?

Nah, setelah menjawab rangkaian pertanyaan diatas. Maka semuanya sekarang bergantung pada diri kita sendiri. Mau ditempatkan dimanakah kita nanti ? Apakah kita mau ditempatkan dalam golongan orang mukmin yang tak meminta dihidupkan (lagi) lantaran surga telah berhasil direngkuh ? Ataukah kita malah termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang nantinya minta dihidupkan kembali kedunia karena tak banyak membawa bekal ? Jalan mana yang kita pilih?

Dan untuk menjawab pertanyaan lanjutan diatas, Saya yakin dan percaya , tentunya kita akan memilih jalan pertama, yakni  golongan mukmin yang sudah banyak bekal amal dan dihadiahi surga . Namun, ingatlah saudaraku. Pilihan hanyalah angan-angan jika tak ada realisasi nyata untuk benar benar lakukan pengabdian .Pilihan hanyalah lintasan jawaban pikiran, jika tak ada pembuktian untuk mewujukan jalan pilihan yang kita pilih. Bagaimana mungkin kita bisa menempati surga, jika yang cenderung kita lakukan adalah amalan amalan penghuni neraka ?
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila hari kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", Sambil mereka memikul dosa-dosa mereka di atas belakang . Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.”[Surah Al-An'aam 25-31]
Setiap manusia akan menamatkan kehidupan. Namun yang perlu sama sama kita pikirkan ialah “ingin kita akhiri dengan title apakah akhir kehidupan kita” ? dengan title “hamba yang bertaqwa“ ? atau malah title “kemunafikan” ?

Maka dari itu, teruntuk para hamba hamba Allah yang masih punya kesempatan untuk lakukan pengabdian. Terus persiapkanlah pundi amalan kita, karena kematian datang tanpa pandang kesiapan kita. Terus bergegaslah menuju-Nya , karena kematian tidak akan menunggu kesediaan kita untuk meninggalkan alam kefanaan ini. Perbanyaklah ketaatan kepada-Nya, karena kematian tidak akan bertanya mau tidaknya kita dijemput. Ia akan datang tanpa kita minta sekalipun, Kitalah yang harus bersiap siaga. Karena mau tidak mau kita akan bertemu dengannya. Pasti !

Kehidupan hanya sekali dan tak ada sesi keduanya. Sekali kita gagal mengabdi, maka kita akan gagal mendapati kehidupan yang baik nanti. Rencanakanlah kehidupan kita ,agar setiap waktu yang terlewati disini bisa kita habiskan untuk menambah banyak tabungan amal kebaikan. Bekerjalah agar matinya kita tetap dapat dikucuri pahala pahala amalan jariyah. Tak terbayangkan indahnya bukan, jika kematian itu datang menjemput saat kita dalam kondisi beriman ? Kesakitan pemisahan ruh dari jasad berujung dengan balasan surga yang telah menanti untuk ditempati. Indah :)

Hidup hanya sekali dan jangan sampai timbulkan penyesalan di akhir masa. Tingkatkan pengabdian pada-Nya dan hentikan pembangkangan . Teruslah mendekati-Nya dan jangan pernah sedikitpun menjauh. Taat dan taatlah, sampai benar benar telah kita pastikan bahwa surga telah mencatatkan nama kita, sebagai seseorang yang akan menghuninya nanti. 
Ber-Amal-lah :)

“Ya Allah, jadikanlah kami setiap hari dalam setiap segi , menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik… “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya” (91:9-10)



0 komentar:

Posting Komentar

 
;