Mengingat
akan datangnya masa pemilihan pemimpin 5 tahun mendatang di Indonesia, diri
tertarik untuk sedikit mengekspresikan apa yang dipahami terkait dengan agenda
5 tahunan ini . Mungkin tulisan ini akan dipandang sinis oleh sebagian
kelompok. Dan mungkin juga akan ada yang menganggap paragraph demi paragraph
yang ditulis ialah kata kata tolol yang begitu memuakkan dan menyakitkan mata.
Mungkin juga tulisan ini akan terasa kontroversial. Ntahlah, diluar segala
anggapan itu semua, aku sampaikan bahwa ianya bukanlah suatu penilaian terhadap
suatu haraqah atau pergerakan. Bukan juga bukan tentang upaya men”judge”
kalangan kalangan tertentu. Mungkin ini
demi kita dan Negara. Maybe ~
Tulisan
kali ini bukanlah tentang cerita panjang mengenai demokrasi beserta prosesnya.
Bukan juga tentang calon pemimpin dan janji janjinya. Tapi, lebih
ter’khusus’kan membahas tentang hal yang mungkin sudah tak asing lagi didengar.
Hal yang selalu didengungkan bersamaan dengan semakin dekatnya masa pemilihan.
Golput (Golongan Putih). Ya kali ini akan memfokuskan untuk membahas tentang
tema satu ini. Hal yang seringkali dipegang sebagian kelompok sebagai wujud
perilaku dari pengaplikasian atas sesuatu yang diyakini.
Golput
dalam arti yang singkat adalah tidak memilih. Sedangkan dalam pengertian yang
mudah ialah tidak menggunakan hak suara yang diberikan untuk berkontribusi
dalam memilih pemimpin 5 tahun mendatang. Prinsip Golput ini, bukan hanya
prinsip yang muncul di Indonesia saja, melainkan juga di Negara lain yang
menganut system pemerintahan yang demokrasi. Tak ada yang beda antara golput di
negeri kita dan negeri mereka. Intinya ialah tidak memilih dan menyuarakan
suara. Itu saja. Letak perbedaan yang sebenarnya hanya pada nama, karena di
Negara lain tidak mungkin juga menggunakan istilah golput. Secara kan kita beda
bahasa :D
Banyak alasan yang menjadi dasar lahirnya prinsip golput ini. Mungkin sebagian orang memegang prinsip ini lantaran kecewa dengan kepemimpinan dimasa lalu. Mungkin juga karena ketidakpuasaan atas ketidakmampuan pemimpin untuk benar benar merealisasikan apa yang mereka suarakan. Atau bisa juga karna dilatarbelakangi oleh ketidaksenangan terhadap sistem pemerintahan yang diadopsi negeri kita. Ntahlah, terlepas dari itu semua, setiap orang punya alasan sendiri mengapa mereka menjadi golput.
Diparagraf kali ini, sengaja aku mengulang pengertian singkat dari Golput (Golongan putih), yakni tidak memilih. Golput itu tidak memilih. Tapi apa iya mereka (baca : golput) itu benar benar tidak memilih ?
Kita semua telah tau dan paham bersama, bahwa kondisi Negara kedepan akan sedikit bergantung dengan orang yang memimpin Negara. Baik dan ta’at pemimpinnya, maka Insya Allah negeri akan mengikuti. Buruk pemimpinnya, maka bobrok juga negrinya. Namun, tidak menutup kemungkinan pemimpin yang baik akan menjadikan Negaranya ikut baik. Dan bukan berarti membuka prasangka bahwa pemimpin buruk akan menjadikan negaranya baik. Karena baik dan buruknya Negara, bahkan alam semesta semuanya bergantung pada Takdir dan Ketetapan Allah, Dzat yang Maha Besar dan Maha Agung ,tempat semua makhluk bumi dan semesta menggantungkan harapan.
Nah, kali ini aku mengajak kalian semua untuk berpikir secara logis dari sisi kita sebagai manusia. Berpikir secara berturut-turut atas kemungkinan yang mungkin timbul sebagai hasil dari apa yang telah kita lakukan. Karena jika kita membicarakan dan memikirkan ini dari sisi keimanan dan posisi kehambaan, maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah swt. Bahkan untuk mengatur alam semesta ini saja begitu mudah bagi-Nya . Cukup dengan Kun Fayakun. Jadilah, maka terjadilah. Maka semua yang Ia kehendaki akan terjadi.
Jika kita berpikir dengan akal yang logis dan kemungkinan yang akan terjadi dari sisi kemanusian kita, maka untuk mendapatkan apa yang diinginkan kita harus melakukan proses. Ingin pintar harus rajin belajar dan Ingin sehat harus rajin berolahraga merupakan sebagian kecil langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan hasil tersebut. Apa ada orang yang sama sekali malas dan tak belajar itu pintar ? apa ada orang yang malas olahraga itu sehat ? aku katakan ADA ! ADA jika memang ianya merupakan ketetapan yang telah Allah tetapkan kepada mereka . Kemungkinan ADA jika kita memikirkan ini dari sisi keimanan dan posisi kehambaan. Tapi jika kita memikirkan ini dari kelogisan dan posisi kita sebagai manusia, maka aku akan menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban TIDAK. TIDAK karena kita manusia membutuhkan proses untuk memperoleh hasil yang baik.
Kita semua mungkin telah mendengar dan membaca Firman Allah :
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS al-Baqarah: 164)
Dan
Firman-Nya yang lain :
Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam. (Al-‘Araf : 54)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun. (Qaf : 38)
Aku mohon tolong
cermati Firman Allah diatas. Tentang penciptaan langit beserta waktunya.
Setelah kalian pahami itu, maka aku akan mengajukan pertanyaan lagi kepada
kalian, Bukannya Allah bisa menciptakan semua yang dikehendakinya secepat
mungkin? Bukankah Allah bisa menetapkan sesuatu kapanpun dia mau ? Lantas ,
mengapa ayat diatas menjelaskan bahwa dalam proses penciptaan langit butuh
waktu (enam fase) ? Bukankah Allah mampu menciptakan langit dan semesta
sekalipun sebelum kita membuka mata saat kita memejam ? Coba pahami lagi dan
lagi. Bukankah ayat diatas punya makna yang tersirat secara khusus ? Bagaimana
jika aku katakan bahwa Allah ingin mengajarkan hamba-Nya tentang sebuah PROSES
? Tentang proses untuk mencapai sesuatu ? bagaimana jika aku katakan begitu ?
“Dia yang mengajarkan dengan qalam.” (Al-A’laq : 4)
Nah,
berkenaan dengan itu semua, mesti kita pikirkan lagi jika kita memang memegang
prinsip “golput” ini. Terbentuknya Negara
yang baik pastilah memiliki proses. Memilih itu bisa jadi salah satunya. Menetapkan
pilihan untuk memilih orang yang tepat memimpin negeri. Membiarkan puncak
tertinggi Negara dipimpin oleh orang yang tak tepat, hanya akan memberikan efek
kemudharatan di masa yang akan datang. Pahamilah,
pemimpin laksana pemegang kunci langit yang menghubungkan pintu dunia dan
kenikmatan yang Allah swt berikan. Baik akhlak dan cara memimpin , maka insya
Allah akan terbukalah pintu langit untuk memberikan rezeki ke dunia. Namun ,
jika buruk, maka pintu langit akan tertutup dan negara akan dirundung
kemalangan.
Bagaimana mungkin , kita seorang muslim memberi kesempatan kepada yang tak seiman memegang amanah kepemimpinan ?
Bagaimana mungkin, kita malah membuka peluang mereka untuk memimpin negeri ini?
Bukankah kalo kita bersepakat untuk tidak memilih, dan mereka memilih pemimpin dari mereka ini pertanda tak baik ?
Bagaimana mungkin , kita seorang muslim memberi kesempatan kepada yang tak seiman memegang amanah kepemimpinan ?
Bagaimana mungkin, kita malah membuka peluang mereka untuk memimpin negeri ini?
Bukankah kalo kita bersepakat untuk tidak memilih, dan mereka memilih pemimpin dari mereka ini pertanda tak baik ?
Tolong jawab ini dengan posisi kita sebagai manusia, bukan sebagai hamba. Dimata manusia,selalu saja butuh proses untuk menuju sesuatu, sedangkan dimata seorang hamba , tidak ada yang mungkin jika Allah menghendaki . Tidak ada maksud untuk memisahkan antara sisi manusia dan kehambaan, melainkan hanya ingin mencoba membuka gambaran kita semua mengenai ini. Bukankah kita lebih baik berproses dengan diiringi penghambaan dibandingkan dengan meninggalkan proses dan terkesan menunggu ? Ya, aku paham bahwa pertolongan dari-Nya pasti akan datang. Pasti ! Tapi bukankah Ia tak kan mengubah nasib hamba yang terkesan menunggu tanpa berbuat apa apa ?
Firman Allah swt :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” ( QS. Ar- Rad : 11)
Nah,
terlepas dari pembahasan diatas. Ada satu
hal yang ingin aku sampaikan, dan mungkin ini pendapat yang berbeda dari
sebagian orang. Pendapat bahwa golput tidak memilih. Nah, Aku secara pribadi
dalam tulisan ini akan mengatakan, bahwa golput itu memilih. Tidak memilih itu
pilihan. Dan secara tidak langsung juga mengisyaratkan bahwa golput itu memilih
membiarkan pemimpin negeri dipegang oleh mereka yang tak seiman !
Firman Allah :
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa :138-139)
Maaf
jika memang pendapat ini beraroma kontroversial. Tolong tampar aku dengan
kritikan berdalil jika memang tulisan ini banyak mengandung kemudharatan.
Tolong pukul aku dengan saran, jika memang tulisan ini penuh kekonyolan. Jika memang
itu adanya, tolong nilailah aku saja. Jangan lihat mereka mereka yang berada
disekelilingku. Dan juga jangan nilai kedua orang tuaku atas apa yang
kusampaikan. Inilah sebagian kepahaman yang ingin kusampaikan. Memperbaiki dalam system lebih mudah
dibandingkan memperbaiki diluar system. Langkah pencegahan lebih baik daripada
upaya mengobati. Semoga Allah memberikan kepahaman lebih banyak lagi agar
bisa memperbaiki diri dari hari ke hari.
Sekali
lagi aku sampaikan bahwa golput itu memilih. Tidak memilih berarti
mengisyaratkan kerelaan kita dipimpin oleh orang orang kafir. Nah, sekarang
pertanyaannya , apa iya Golput itu tidak memilih ??
“Janganlah
orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran
: 28)
0 komentar:
Posting Komentar