Jika
aku boleh merindu, maka yang kurindukan adalah pemuda pemuda yang besar
cintanya pada agama ini. Pemuda yang memiliki ruh semangat untuk membesarkan
syiar islam dengan kesungguhan yang terpatri didadanya . Pemuda yang kokoh
aqidahnya, indah akhlaknya dan baik tuturnya . Bukan yang tak serius dan masih senang
bermain main dengan kefanaan dunianya.
Jika
aku boleh merindu, maka yang kurindukan adalah pemuda yang besar kecintaannya
pada umat (islam) ini. Bahkan cinta ini mendarah daging hingga menjadikan umat
ini bagian yang satu atas tubuh mereka sendiri. Jika aku boleh merindu, maka
aku merindukan mereka. Yang pikirnya untuk besarkan syiar islam, yang waktunya
diwakafkan untuk umat dan yang jiwanya di didedikasikan untuk Islam. Agama yang
rahmatan lil ‘alamin ini.
Jika
aku boleh merindu, maka yang kurindukan adalah seluruh penjuru tubuhku penuh
dengan ketaatan makhluk akan Penciptanya, pengabdian makhluk atas Rabbnya,
kesetiaan cinta makhluk pada Dzat yang mencintainya.
Jika
rindu adalah harap, dan harapku terdengarkan. Maka kerinduan terbesarku adalah
kehadiran pemuda pemuda yang pernah ada dulu menempati tubuhku. Pemuda yang
dengan kokohnya berucap ‘Ahad’ atas siksa yang diterimanya dibawah terik matahari
dan panasnya daratan. Pemuda yang dengan kesungguhannya meninggalkan harta yang
berada digenggamannya , karena kecintaannya yang murni pada Rabbnya. Pemuda
yang tangannya ringan menderma untuk menolong agama-Nya. Pemuda yang tegap dan
berani melawan bathil secara terang terangan.
Jika
rindu adalah harap, dan harapku terdengarkan . Maka , kerinduan terbesarku
adalah mereka segera datang untuk mengobati rindu ini. Mereka segera ada untuk
kembali membesarkan agama ini. Dengan kesungguhannya, dengan kokohnya
aqidahnya, dan dengan waktu yang di wakafkan untuk kemaslahatan umat ini.
Jika
rindu adalah harap, dan harapku sebagai dunia terdengarkan. Maka , aku adalah
dunia. Dan ini kerinduanku .
(Aku
= Dunia)
*Kata aku disini
mengambarkan dunia.